Berita Nasional Terpercaya

Tingginya Stunting di Indonesia, Konsumsi Buah Harian Jauh di bawah Standar WHO

0

BERNAS.ID – Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan pada anak-anak di Indonesia. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud membeberkan tingginya kasus stunting di Indonesia. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita (SSGB) tahun 2019, angka stunting di Indonesia masih mencapai 27,67 persen. Sementara standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) maksimal hanya 20 persen. 

Salah satu penyebab yang ditekankan oleh Musdhalifah adalah rendahnya tingkat konsumsi buah oleh masyarakat baik anak-anak maupun orang dewasa. Sehingga anak-anak berisiko tinggi mengalami stunting. Dalam jangka panjang, stunting atau kekerdilan menyebabkan anak gagal tumbuh. Kemampuan kognitif maupun motoriknya akan terhambat. 

“Stunting terjadi akibat kurangnya kebutuhan vitamin atau mineral. Dimana sebagian mineral itu diperoleh dari buah dan sayur. Sedangkan di kita tingkat konsumsi buah masih rendah,” terangnya dikutip Bernas.Id. 

WHO menganjurkan angka konsumsi buah sebanyak 150 gram per hari. Angka itu setara dengan tiga buah pisang Ambong berukuran sedang atau satu buah pepaya ukuran sedang. Bisa juga, tiga buah jeruk berukuran sedang. Sayangnya, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2019 lalu, tercatat konsumsi per kapita untuk hariannya belum mencapai angka yang dianjurkan WHO, bahkan belum ada setengahnya. Tercatat hanya 67 gram buah yang dikonsumsi per hari. 

“Artinya angka ini di bawah tingkat kecukupan WHO yang menganjurkan konsumsi buah minimum 150 gram per kapita dalam setiap harinya,” tegas Musdhalifah saat Webinar Gerakan Konsumsi Buah Nusantara di Jakarta, Senin (10/8/2020) kemarin.

Menurutnya, pada fase pertumbuhan sangat penting memenuhi kecukupan gizinya. Orangtua terutama ibu hamil juga memang harus mengonsumsi makanan bergizi. Sehingga baik anak dan orang tua bisa terhindar dari risiko stunting yang mengancam tumbuh kembang anak. Stunting 

Kendati begitu, Musdhalifah menyampaikan mulai ada peningkatan kesadaran masyarakat mengonsumsi buah-buah. Hal ini dipicu adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia maupun negara lainnya. Masyarakat dituntut meningkatkan imunitas sehingga ada upaya mengonsumsi makanan bergizi termasuk buah. 

“Pandemi ini menyadarkan publik untuk penting ya arti kesehatan. Masyarakat kerap melakukan berbagai cara agar terhindar dari serangan coronavirus. Seperti berolahraga, meningkatkan konsumsi buah dan sayur lebih sehat, hingga membeli produk kesehatan,” imbuhnya. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menargetkan penurunan stunting mencapai 14 persen. Angka stunting di Indonesia itu diupayakan tercapai pada 2024 mendatang. Sementara itu, Menteri Sosial Juliari Batubara mengusulkan untuk menambah komponen susu di program Kartu Sembako atau Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Langkah ini sebagai upaya meningkatkan gizi anak Indonesia dan terhindar dari stunting. 

“Kami juga mengusulkan antara lain menambah susu untuk di salah satu bahan makanan di program kartu sembako atau BPNT tersebut yang kami yakini bisa memberikan tambahan gizi,” ungkap Mensos Juliari usai rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/8/2020) lalu. (mta)

Leave A Reply

Your email address will not be published.