Berita Nasional Terpercaya

Menteri Airlangga Tuding IHSG Merosot Akibat “Rem Darurat” Anies, Ini Penjelasan Pengamat Ekonomi

0

JAKARTA,BERNAS.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), mengalami sempat disuspen (trading halt) pada pukul 10:36:18 waktu JATS karena anjlok di atas 5 persen. Pemerintah 

melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuding hal itu terjadi karena kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca juga: 3 Cara Membeli Saham Bagi Pemula dengan Mudah

Selama ini menurut Ketua Umum Partai Golkar IHSG bergerak cukup stabil. Namun kembali anjlok karena Anies Baswedan mengeluarkan  melakukan PSBB ketat.

Pengamat ekonomi Salamuddin Daeng memaparkan, penyebab IHSG anjlok, antara lain pemerintah USA mengeluarkan peringatan keras, dalam bentuk pelarangan bepergian ke Indonesia. Banyak negara dan organisasi internasional mengkhawatirkan penanganan korona di Indonesia yang asal asalan.

Terkait kebijakan pemda DKI merespon peringatan internasional dengan melakukan PSBB memulai dari awal kembali. Jadi upaya selama ini dianggap tidak membawa hasil dan sia sia. 

“IHSG anjolok karena memang fundamental ekonomi lemah, pertumbuhan minus, target pajak dan PNBP tidak tercapai, nilai tukar buruk, investasi rendah,” beber Salamuddin kepada Bernas.id, Kamis (10/9/2020).

Baca juga: 6 Langkah Belajar Investasi dan Trading Saham dari Nol

Selain itu, faktor tim ekonomi Jokowi tumpang tindih, tidak singkron dan sarat kepentingan kelompok. Tim ekonomi yang dibentuk dengan perppres yang diketuai Airlangga dan wakilnya Erik keluar dari protokol sebagaimana UU No 2 Tahun 2020. Tim ini dianggap banyak pihak tidak punya kekuatan regulasi dan kurang kredibel. 

“Kemampuan anggaran mengatasi pelemahan ekonomi sangat lemah. Kinerja anggaran sangat buruk,” faktor lain sebut Daeng.

Tak hanya itu, koordinasi pusat daerah sangat buruk dalam mengatasi Corona dan pemulihan ekonomi. Disebutnya  ekonomi rentan pada perubahan status corona. Sementara Corona makin mengganas. pemerintah abai dan kurang sigap.

“Kemampuan pemerintah menangani korona lemah, simpang siur peraturan dan kebijakan serta tidak ada komando. Kemampuan anggaran menangani korona tidak memadai. Anggaran tampaknya menjadi bancakan antar kelompok oligarki,” tegasnya.

Masing masing oligarki sambungnya, mengejar jualan sendiri sendiri. Ada yang mau jualan vaksin, ada juga yang mau jualan obat. Ada juga yang mau jualan alat kesehatan. Tidak jelas fokus dan pentahapannya. 

“Pemerintah daerah sibuk persiapan Pilkada sebagaimana arahan pusat, sementara situasi negara sedang covid dan korban bertambah. Ini mengkhawatirkan banyak pihak,” pungkasnya.(fir)

Baca juga: Mengenal Trading Saham dan Cara Jitu Jadi Trader Handal

 

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.