Berita Nasional Terpercaya

35 Persen Wilayah Sleman Masuk Zona Merah Covid-19

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman menerbitkan peta epidemiologi COVID-19 per wilayah Kapanewonan (Kecamatan-red) se-Kabupaten Sleman per tanggal 20 September 2020. Peta epidemiologi COVID-19 ini memberikan gambaran situasi kasus Corona dengan empat kriteria zona, yaitu zona merah, orange, kuning, dan hijau.

Berdasarkan hasil surveilans penyakit menular oleh Tim Gerak Cepat (TGC) Dinkes Sleman, disimpulkan dari 17 kapanewonan di Sleman, ada enam kapanewonan atau 35% wilayah Sleman masuk zona merah COVID-19. Zona merah berarti jika resiko penularan Corona sangat tinggi.

Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, untuk penentuan kriteria zona mengunakan tiga parameter,  yakni penularan lokal dengan skor 3,  penularan impor dengan skor 2 dan penularan pendatang dengan skor  1.  

?Untuk zona merah jika di suatu wilayah skornya 5-6,? kata Joko, Kamis (24/9/2020).

Joko menjelaskan dari 17 kapanewonan di Sleman, ada 6 kapanewonan masuk zona merah, 4 kapanewonan masuk zona orange dan 7 kapanewonan  masuk zona kuning sehingga saat ini tidak ada yang masuk zona hijau.  

Enam kapanewonan dengan zona merah, yaitu kapanewonan Gamping, Mlati, Sleman, Depok, Ngaglik dan Kalasan. Empat kapanewonan dengan zona orange, yakni kapanewonan Tempel, Pakem, Ngempak dan Berbah. ?Tujuh kepanewonan dengan zona kuning, meliputi kepenwonan Moyudan, Minggir, Seyegan, Godean, Turi, Cangkringan dan Prambanan,? paparnya.

Secara akumulasi, kasus COVID-19 di Sleman, Kamis (24/9/2020) hingga pukul 09.00 WIB tercatat ada 987 kasus positif (230 dengan gejala dan 757 tanpa gejala). Dari jumlah ini, 363 orang masih rawat di berbagai rumah sakit, 608 orang sembuh dan 16 orang meninggal. Suspek 3596 (isolasi 3.354 orang, selesai isolasi 17 orang dan meninggal 25 orang). 

?Ini menunjukkan penularan tanpa gejala tinggi. Untuk itu penerapan protokol kesehatan tidak boleh kendor dan harus terus ditingkatkan,? tuturnya.

Joko mengatakan sejak Agustus, pihaknya sedang melakukan tracing kepada tenaga dan karyawan kesehatan di Sleman. Tracing tersebut dilakukan di seluruh fasilitas kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit di seluruh Sleman.

“Jadi seluruhnya itu bukan hanya tenaga medis, namun juga tenaga kesehatan dan karyawan kesehatan. Jika total keseluruhan dari awal pandemi hingga sekarang, ada total 205 tenaga dan karyawan kesehatan yang dinyatakan positif,” ungkap Joko.

Menurut Joko, kasus positif, didominasi tenaga dan karyawan kesehatan yang tidak langsung menangani kasus korona. Hal ini diduga tenaga dan karyawan kesehatan langsung bersinggungan dengan orang positif Covid-19 tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap. “Misalnya orang di bagian adminitrasi atau dokter serta tenaga medis yang ada di poli non Covid-19,” tutup Joko.(jat

 

 

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.