Berita Nasional Terpercaya

JogjaProvCSIRT Lindungi Situs Pemerintah DIY dari Serangan Siber

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) meluncurkan JogjaProvCSIRT. Manajemen sekuriti ini berupa sebuah set dari banyak fungsi yang melindungi jaringan dan sistem telekomunikasi dari akses-akses ilegal seperti peretasan dan pembobolan situs.

Dalam sambutannya, Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur DIY mengatakan penyimpanan data dulu dilakukan secara fisik, tapi saat ini telah berubah menjadi paperless file yang tersimpan dalam sebuah basis data elektronik sebagai Big Data. “Transaksi, korespondensi, atau percakapan yang biasanya harus dilakukan secara langsung, saat ini pun sudah dapat dilakukan tanpa perlu beranjak dari tempat duduk,” tuturnya, Rabu (14/10/2020).

“Seiring dengan berkembangnya penggunaan perangkat elektronik dalam melakukan segala macam komunikasi, berakibat pada kian rentannya informasi atau data terhadap ancaman yang juga menggunakan perangkat atau pun jejaring elektronik,” imbuhnya. 

Lanjutnya, manajemen sekuriti ini, JogjaProvCSIRT, berupa sebuah set dari banyak fungsi yang melindungi jaringan dan sistem telekomunikasi dari akses-akses ilegal, baik berupa user, aksi, maupun hal lain yang mempengaruhi fungsi-fungsi dari jaringan atau sistem tersebut.

“Keamanan situs pemerintah harus terjaga baik demi akuntabilitas dan kepercayaan publik terhadap substansi informasi yang disediakan. Sebab, jika tampilan situs dirusak, layanan publik terhenti dan informasi sensitif jatuh ke tangan pihak yang salah, bisa berakibat serius,” terangnya. 

Menurut Sultan, JogjaProvCSIRT dibentuk sebagai wujud komitmen Pemda DIY dalam melindungi data dan informasi yang dikelola Pemerintah. “Cara kerjanya dengan mengedepankan semangat kolaborasi dan gotong-royong lintas instansi pemerintah di DIY seperti gabungan Pemda DIY, Pemerintah Kabupaten/Kota se-DIY, Korem 072/Pamungkas, Polda DIY dan Kejati DIY,” tambahnya.

Sedangkan, Kepala BSSN RI, Hinsa Siburian mengatakan, saat ini dunia nyata dihubungkan dengan dunia siber dari smartphone dan laptop yang terhubung internet. “Ketika kita menghidupkan smartphone, kita masuk ke ruang siber yang hampir sama dengan kehidupan nyata, misal dunia ekonomi digital fintech dan startup. Di sana ada kesejahteraan dan kemungkinan ada ancaman yang bisa membahayakan kehidupan bangsa,” jelasnya.

Tambahnya, dunia siber juga bisa memberikan dampak buruk bagi negara seperti adanya serangan yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur data dan dampak Positional Asset berupa informasi yang begitu banyak sehingga bisa mempengaruhi ide, pendapat, motivasi orang sehingga bisa menjadi emosional, lalu menimbulkan massa yang beringas dan huru-hara massa.

“Saat ini ada 410 juta serangan siber ke Indonesia dari data pusat keamanan siber kita per September. Inilah bahaya-bahaya yang harus kita waspadai di masa kini atau mendatang,” imbuhnya.

Hinsa menyebut CSIRT seperti pasukan siber yang akan menjaga keamanan di ruang siber kita dari ancaman-ancaman yang mungkin terjadi. “Kita punya kekuatan di ruang siber Yogyakarta yang disebut CSIRT ini untuk mengamankan Indonesia, khususnya di daerah Yogyakarta,” tutupnya. (jat)

Leave A Reply

Your email address will not be published.