Berita Nasional Terpercaya

Mahasiswa Kembali Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law di Bunderan UGM

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Ratusan elemen mahasiswa dari sejumlah universitas di Yogyakarta yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) mulai berkumpul di Bunderan UGM, mulai jam 1 siang, Selasa (20/10/2020). Massa aksi ini berencana melakukan Sidang Dewan Rakyat untuk menolak Undang-undang Omnibus Law yang disahkan DPR RI beberapa waktu.

Tampak aksi teatrikal unik dari salah satu peserta aksi dengan kostum seperti paranormal di tengah aksi. Dengan tungku kecil, tangannya membakar dupa dan kemenyan, serta menabur bunga. Tak lupa mulutnya seperti merapal doa khusus. Aksi musikal juga mewarnai aksi unjuk rasa ini.

Luci, Juru Bicara ARB mengatakan, hal yang paling baik ke depan adalah dengan membangun dewan rakyat. “Kenapa dewan rakyat penting di masa sekarang, karena demokrasi tidak adil di ruang personil dan demokrasi menjadikan negara bermasalah,” ujarnya di sela aksi unjuk rasa. 

Luci mengatakan ada beberapa tuntutan solidaritas bersama-sama, pertama Omnibus Law harus digagalkan, kedua berkaitan dengan  kriminalisasi penangkapan penculikan intimidasi aktivitas pelajar masyarakat, ketiga mengajak solidaritas untuk menyatakan mosi tidak percaya kepada negara, dan  keempat menawarkan konsepsi dewan rakyat

“Dewan rakyat, pertama harus ada solidaritas global, kedua harus ada demokrasi setiap individu dengan didengarkan suaranya atau memberikan suaranya. Penolakkan Omnibus Law karena salah satunya telah terjadi penindasan dari Sabang sampai Merauke. Alasan lainnya terjadi kesenjangan di negeri ini,” imbuhnya.

Sri Sultan Hamengkubuwana X juga berpesan kepada mahasiswa yang sekarang sedang berdemo. “Silakan saja Anda melakukan demo memang itu dimungkinkan, asal izin dari kepolisian. Hanya pesan saya hati-hati, sampaikanlah apa yang Anda inginkan, tetapi harapan saya dengan sangat, adik-adik semua jangan melakukan kekerasan yang sifatnya anarkis, baik merusak hak para pengguna jalan yang lain, masyarakat lain, maupun juga melakukan perusakan pada fasilitas umum. Saya kira jangan terulang kembali untuk itu,” ujarnya.

“Harapan saya, marilah kita sama-sama menjaga suasana bagi seluruh warga masyarakat tetap aman dan nyaman,” imbuhnya.

Sementara itu, sejumlah organisasi masyarakat di Yogyakarta meminta massa unjuk rasa lanjutan penolakan UU Ciptaker Omnibus Law menyampaikan aspirasi secara damai.

“Kami siap mengawal aparat dan bersama masyarakat lainnya untuk menciptakan Jogja yang kondusif, boleh demonstrasi tapi sesuaikan dengan aturan yang ada dan berlangsung dengan damai,” kata Penasihat FKOR DIY, Mbah Joyo saat ditemui di kawasan UIN Suka Yogya, Selasa (20/10/2020) siang. 

Mbah Joyo mengatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa anggota dan personel dari sejumlah gabungan ormas di Yogyakarta untuk berjaga di sejumlah titik yang disinyalir menjadi tempat pergerakan massa. 

Ia menyebut demontrasi berujung ricuh pada 8 Oktober lalu menjadi pelajaran sejumlah pihak untuk awas dan melakukan upaya-upaya pencegahan agar tindakan serupa tidak lagi terulang karena telah menciderai wajah Kota Yogya sebagai kota yang damai dan nyaman. “Tidak hanya mencoreng masyarakat, tapi Yogya yang dikenal sebagai kota toleran terganggu akibat demo ricuh itu,” tuturnya.

Mega Tetuko, Kasatlantas Polres Sleman mengatakan pihaknya melakukan rekayasa arus lalu lintas di seputaran Bunderan UGM. “Ada bebeberapa simpang yang dilakukan rekayasa atau penutupan sementara, mulai dari Simpang Sagan ditutup untuk sementara waktu sampai aksi selesai. Dari Simpang Sagan dari selatan tidak bisa bisa ke barat, bisa mengakses ke utara atau timur. Dari arah utara ataupun barat Mirota Kampus tidak bisa mengakses ke Bunderan UGM dan dari selatan Bundaran atau Jalan Cik Dik Tiro untuk menghindari Bunderan UGM,” bebernya.

“Harapannya masyarakat memahami dengan rekayasa lalu lintas ini, menunggu sampai kegiatan selesai dan membuka kembali akses ketiga jalan menuju Bunderan UGM,” tutupnya.(jat

Leave A Reply

Your email address will not be published.