Berita Nasional Terpercaya

Sosok Cantik di Balik Inem Jogja yang Buruk Rupa (Inem Jogja Bagian 2)

0

Bernas.id – Apa yang terlintas saat mendengar nama Inem? Tepat sekali. Inem identik dengan pembantu rumah tangga yang cantik, seksi, bahkan terkesan genit. Tak salah, sosok Inem seperti ini yang terpatri di benak sebagian besar masyarakat karena sebuah film yang sempat booming di era 80-an. 

Namun akhir-akhir ini terutama di daerah Yogyakarta, kesan tersebut telah tergantikan. Jika Inem dalam film adalah pembantu rumah tangga, maka Inem yang satu ini adalah seorang perempuan yang luar biasa. Bagaimana, tidak? Meski berpenampilan laiknya orang gila karena berias wajah tebal dan lucu bak badut serta memakai kebaya, Inem ini viral dengan ngedan bermanfaatnya. Ia mengajak masyarakat khususnya daerah Yogyakarta agar kembali saling peduli, baik kepada sesama manusia maupun kepada makhluk yang lain.

Inem yang seliweran ke berbagai tempat dengan menjinjing tas besar memberi contoh bagaimana seharusnya seseorang yang berbudaya berlaku. Mulai dari membuang sampah pada tempatnya, membantu mereka yang membutuhkan, memberi apa yang kita miliki tanpa menunggu mampu, apalagi kaya.

Made Dyah Agustina, perempuan berdarah Bali yang telah lama menetap di Yogyakarta adalah pencipta figur Inem Jogja. Perempuan lulusan S2, seorang dosen yang lebih memilih untuk resign dan mengurus rumah tangga itu adalah sosok yang merelakan wajah cantiknya tampil menjadi si Inem Jogja. Made dengan senang hati merias wajahnya bak badut demi ngedan bermanfaat.

“Inem ini sengaja divisualisasikan dengan perempuan nJawani, berkebaya, memakai jarit, menenteng tas besar, dan berwajah selalu tersenyum. Ini dimaksudkan bahwa seperti apa pun kondisi seseorang sebenarnya masih bisa menebar kebaikan. Mulai kalangan kurang mampu hingga kaum elit, saat kondisi bahagia maupun sedang bersedih hati. Inem Jogja inilah gambarannya,” terang Made.

Pemilik beberapa sanggar tari yang tersebar di wilayah Yogyakarta ini tak merasa malu akan peran yang dimainkan. Meski sempat dipandang sebelah mata, sempat juga dianggap gila sungguhan dan diusir petugas ketertiban, tapi niat tulusnya untuk membantu tak pernah surut.

“Tidak masalah Inem dianggap gila tapi kan ngedannya Inem beda. Ngedan bermanfaat to?” Kelakar Made dengan tawa khasnya yang lebar. (tan) 

Leave A Reply

Your email address will not be published.