Berita Nasional Terpercaya

Sampai Tahap Apa Orientasi Satu Suku Pada Bisnis Skala Kecil Diperlukan?

0

HarianBernas.com – “Saya lebih baik punya karyawan satu daerah daripada dari daerah lain, apalagi daerah X”. Familiarkah pembaca dengan kalimat di atas? Ya, biasanya kalimat tersebut akan keluar dari seorang pelaku bisnis, terutama bisnis skala kecil.

Bukti nyatanya adalah, biasanya bisnis yang diawali dari seseorang yang berasal dari daerah atau suku tertentu akan cenderung merekrut orang-orang yang berasal dari suku atau daerah yang sama, alasannya “lebih mudah diatur” atau “sudah kenal latar belakangnya” dan segudang alasan yang berusaha mengarahkan pada pembenaran bahwa bekerja dengan satu suku akan lebih baik dibanding dengan yang berbeda suku.

Ada satu konsep dalam pengelolaan organisasi yakni manajemen keragaman. Konsep ini mengangkat isu bahwa, dalam organisasi tidak dapat dipungkiri keberagaman itu penting untuk dikelola, dilihat dari asal daerah, kompetensi, jenis kelamin dan seterusnya. Konsep ini mungkin tidak serta merta diterapkan pada bisnis skala kecil, namun sangat bisa di adaptasi. Mengapa?

Penjelasannya adalah, tidak dipungkiri keberagaman di dalam organisasi memungkinkan adanya potensi lahirnya inovasi baru, karena sudut pandang yang berbeda. Keberagaman, paling sederhana berkaitan dengan asal daerah, yang kalau dikaitkan dengan bisnis skala kecil rupanya masih menjadi momok, karena adanya “apriori” dari pelaku bisnis terhadap orang-orang yang “berbeda” dari dirinya.

Apriori ini sebenarnya muncul secara alamiah, diawali dengan bahasa yang berbeda, kemudian menurut beberapa orang yang penulis kenal menuturkan bahwa orang yang berasal dari daerah yang lain dengan pelaku bisnis biasanya memiliki etos kerja yang berbeda, sehingga cenderung “maido” (mencela karena tidak percaya perbuatan atau hasil pekerjaan orang lain) terhadap orang-orang yang berasal dari daerah lain. Ketika sudah sampai pada tahap “maido”, justru diskriminasi menjadi nyata, yang seharusnya tidak terjadi.

Penulis pernah memiliki pengalaman bertanya dengan salah satu pelaku bisnis skala kecil yang meyakini bahwa hanya orang-orang dari daerah asalnya lah yang dapat memberikan performa terbaik dibanding dengan orang-orang dari daerah lainnya. Bapak Arif, sebut saja demikian namanya, yang memiliki anggapan seperti kalimat sebelumnya, dan benar-benar terjadi di dalam organisasi bisnisnya bahwa seluruh anggota organisasi bisnisnya berasal dari satu daerah, bahkan kalau penulis bisa gambarkan mirip seperti metode MGM atau “member get member”.

Ketika penulis tanyakan apakah Bapak Arif pernah merekrut orang-orang dari daerah lain, sungguh alasan yang diberikan sangat subyektif, yakni permasalahan budaya yang menjadi keutamaan keputusan yang diambilnya. Kalau sudah aspek budaya, sudah bukan hal yang mudah untuk dibantah karena di dalamnya ada unsur kesamaan nilai yang dianut dan tidak mudah untuk di duplikasi oleh orang yang tidak memiliki nilai yang sama. 

Kisah yang ada di Bapak Arif berbeda dengan yang terjadi di Ibu Dewi. Ibu Dewi, pelaku bisnis yang juga masih ber skala kecil sudah lebih “open minded”, dengan merekrut orang-orang yang tidak selalu berasal dari satu suku atau daerah, alasannya karena meski bisnis berskala masih kecil, namun Ibu Dewi punya sistem sehingga asal suku tidak lagi bermasalah, dan menurutnya memperoleh sudut pandang yang beragam dari orang-orang yang berbeda daerah membantunya untuk memperluan jaringan bisnis yang diharapkannya akan berkembang dan tumbuh terus.

Apa yang dapat dijadikan pelajaran dari pengalaman penulis berdiskusi dengan Bapak Arif dan Ibu Dewi adalah, mungkin benar dalam satu tahapan awal pendirian bisnis perlu mengorientasikan arah rekrutmen pada lingkungan daerah yang sama, namun dalam tahap tertentu meski bisnis berskala kecil perlu menetapkan sistem, sistem yang tentunya mengacu pada kebutuhan dan urgensi yang dihadapi organisasi, sebagaimana yang dilakukan oleh Ibu Dewi.

Manfaatnya tentu saja akan kembali kepada organisasi bisnis, yang salah satu dari sekian manfaatnya adalah melahirkan inovasi dan memperluas jaringan (jika dikelola dengan baik dan sistem yang dibangun dapat disepakati bersama dan dilaksanakan dengan baik).

Leave A Reply

Your email address will not be published.