Berita Nasional Terpercaya

3 Macam Modal Membesarkan Bisnis

0

HarianBernas.com — Setiap orang yang memulai bisnisnya sendiri, pasti ingin bisnisnya besar. Apakah bisnis itu bisnis yang direncanakan dengan rencana bisnis yang baik, ataupun yang dilakukan dengan sederhana berpotensi untuk menjadi bisnis besar. 

Namun sayangnya, tidak semua orang memahami potensi bisnis mereka. Tidak semua orang paham, bagaimana membesarkan bisnis mereka, biasanya modal bisnis adalah salah satu kendala, yang membuat bisnis tidak segera menggelembung seperti yang diharapkan. 

Baca juga: Inilah 7 Daftar Aplikasi Investasi Resmi Versi OJK

Mudah-mudahan artikel ini membantu anda, karena anda akan menjadi lebih jelas dengan 3 modal bisnis, sesuai dengan standar akuntansi. Dengan standar akuntansi, anda akhirnya lebih standar dalam merencanakan bisnis anda. 

Yang pertama, modal bisnis tentu berasal dari modal awal yang diinvestasikan ke dalam bisnis tersebut oleh pemilik bisnis.
Modal ini bisa berasal dari modal sendiri, maupun modal kerjasama usaha dengan orang lain. Untuk pebisnis pemula, umumnya menggunakan modal sendiri yang berasal dari tabungan pribadi adalah yang termudah.

Modal bisnis berikutnya untuk modal awal bisa jadi didapatkan dari pinjaman orang tua, sahabat, dan teman. Pada fase ini, tentu masih sulit untuk mendapatkan modal bisnis pinjaman dari bank, karena biasanya bank mensyaratkan waktu minimal sebelum pinjaman bisa dikucurkan. 

Modal bisnis jenis kedua adalah modal bisnis yang berasal dari laba operasional yang ditahan. Membangun bisnis tentu kita akan berharap keuntungan. Nah ketika keuntungan bisnis mulai dihasilkan, janganlah digunakan untuk berfoya-foya, atau dibagi dengan pemilik lain.

Biarkanlah keuntungan tersebut mengendap dan diputarkan kembali dalam  bisnis anda. Modal bisnis, yang dikembangkan dari laba operasional ini adalah modal bisnis yang paling sehat. Siapa sich yang tidak ingin bisnisnya untung? 

Baca juga: Inilah Jam Buka Bursa Saham di Indonesia 2021

Tidak peduli bisnis itu besar atau kecil, bisnis rumahan atau skala korporasi, bisnis yang didirikan untuk mendapatkan sekedar penghasilan tambahan ataupun hendak dibangun sampai skala korporasi, modal yang ditahan dari laba operasional adalah yang paling disukai, karena paling stabil dan bagi hasilnya akan diberikan dalam bentuk deviden ketika perusahaan telah benar-benar sehat dan mampu untuk membagi keuntungannya.

Lain halnya dengan modal pinjaman dari Bank ataupun pihak ketiga lainnya, yang harus diprioritaskan pembayaran bunga atau bagi hasilnya, terlepas perusahaan kita untung atau rugi. Modal dari laba operasional yang ditahan, tidak membebani justru menjadi berkah bagi semua komponen perusahaan.

Modal jenis ketiga adalah modal yang berasal dari penambahan modal pada saat bisnis telah berjalan. Modal bisnis jenis ketiga ini, bisa saja dengan cara membuka lembar saham baru untuk dijual, terutama jika telah memiliki badan usaha berupa PT atau yang lainnya. Suntikan modal bisnis, bisa diberikan secara langsung atau dikonversi dari pinjaman atau obligasi sebelumnya. 

Baca juga: Mengenal IHSG, Cara Membaca, Jenis, Manfaat, dan Istilah Terkait

Ketika pinjaman dikonversi menjadi ekuitas atau modal, maka perusahaan akan berkurang kewajiban membayar bunga, yang biasanya melekat dalam pinjaman (Loan) atau Obligasi (Bond), karena yang diharapkan dari konversi ini adalah  pemberi pinjaman atau kreditur, berharap lembar saham dan apresiasi alias kenaikan harga dari lembar saham tersebut serta deviden per lembar sahamnya.

Nah dari ketiga jenis modal tersebut, yaitu modal setoran awal, modal dari labar operasional alias laba ditahan dan modal yang ditambahkan baik dengan membuka lembar saham baru, konversi dari pinjaman atau obligasi bisa dikombinasikan dan menjadi kekuatan yang hebat untuk membesarkan bisnis anda. 

Memahami cara memanfaatkan dan mengatur timing yang tepat, akan membuat anda lebih cepat lagi membesarkan bisnis anda. 

Selamat mencoba

Salam Hebat
Putu Putrayasa
Business Mentor, Coach & CEO
Master Practitioner and Trainer of NLP license by co-founder of NLP, Dr. Richard Bandler and Society of NLP, USA

Baca juga: Memahami Investasi Reksadana Saham, Keuntungan, dan Risikonya

Leave A Reply

Your email address will not be published.