Berita Nasional Terpercaya

Nasionalisme di Tempat Wisata (bagian 1)

0

HarianBernas.com – Salah satu kebiasaan saya jika tidak bisa tidur lebih awal adalah melakukan browsing berita di internet. Malam itu, jam di dinding kamar telah menunjukkan pukul 00.45 wib. Salah satu media online yang kini sering saya buka secara mengejutkan menampilkan berita yang menggelitik nurani dan pikiranku di waktu dini hari.

Nasionalisme Ancol taman impian, itulah judul berita yang membuat ke dua kelopak mata saya semakin membelalak. Jujur saja, respon pikiran saat itu langsung dipenuhi dengan beragam pertanyaan. Pada sisi lain, alam khayal pun saat itu langsung menerawang kepada atmosfir taman impian jaya Ancol dengan segala pernak-perniknya.

Pertanyaan awal yang sempat terlintas pada pikiran saya adalah: ?hari gini masih ada yang ingin bicara soal Nasionalisme? Apa kata dunia?? (pertanyaan yang mirip dengan kalimat iklan pajak yang mungkin masih cukup populer) gelitik tanya saya dalam hati.

Walau sesungguhnya teringat pesan guru sejarah pada saat duduk di bangku sekolah dahulu,  bicara soal nasionalisme tak akan lekang oleh waktu, akan selalu  relevan sepanjang masa. Kata guru, Nasionalisme itu, paham untuk mencintai bangsa. Artinya, kalau kita mencintai bangsa, tentunya harus berbuat sesuatu yang terbaik bagi bangsa dan Negara sampai kapan pun.

Jadi, saya kira tak ada kata terlambat membicarakan nasionalisme. Dan itu harus terus-menerus ditumbuhkembangkan, diberikan pelajaran kepada siapapun terlebih kepada kaum muda. Kita lihatlah orang Jepang, betapa mengglobalnya mereka. Tetapi nasionalisme orang Jepang tidak diragukan lagi.

Hal tersebut diperlihatkan dengan kecintaan orang Jepang terhadap tanah air, bagaimana mereka membangun bangsanya, bagaimana mempertahankan budayanya di tengah-tengah globalisasi. Mereka bangga dengan bahasanya dan tetap melaksanakan tata kramanya.

Saya merasa nasionalisme kita sekarang berada pada posisi yang memprihatinkan. Kenapa? Karena saat ini, semakin banyak orang Indonesia tidak berpikir pada bangsanya lagi. Tapi hanya berpikir bagaimana memperkaya diri sendiri, memperkaya kelompoknya, tidak bangga, tidak peduli atas hasil karya bangsanya.

Tidak salah jika beberapa pakar di negeri ini mengatakan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia saat ini mengalami ambiguitas, yang pada akhirnya terjadi degradasi nasionalisme. Barbagai fakta bisa dijumpai dari rapuhnya nasionalisme masyarakat Indonesia, di antaranya meningkatnya konflik dan gerakan separatisme di beberapa daerah.

Lunturnya rasa kebanggaan terhadap bangsa sendiri, serta beberapa prilaku yang tidak mengarah pada upaya menjaga keabadian identitas bangsa negara untuk mencapai tujuan bersama-sama. Masyarakat masa lalu (zaman kemerdekaan) menggunakan nasionalisme untuk mencapai ?proyek bersama?; yaitu menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan merebut kemerdekaan dari kolonial penjajah.

 

Konsep nasionalisme masa lalu inilah yang tidak lagi ditemui saat ini. Karena selain perbedaan atas tujuan nasionalisme itu sendiri, nasionalisme dulu berbeda dengan nasionalisme sekarang, juga terjadi karena momen yang berbeda. Kalau kita bandingkan dengan nasionalisme di zaman bapak pendiri bangsa (founding fathers), nasionalisme kita sekarang mungkin tidak ada apa-apanya.

Masyarakat Indonesia seakan terlena dan terkadang bangga dengan pemikiran-pemikiran serta budaya Barat. Beberapa pemikiran dari tokoh barat justru menggoyahkan nasionalisme masyarakat Indonesia. Selain itu, pengaruh lain datang dari dunia hiburan/wisata/rekreasi yang berkembang. 

Kenyataannya, industri hiburan/wisata yang berkembang di Indonesia didominasi industri-industri yang diadopsi dari Barat. Yang mana secara tidak langsung mentransfer budaya mereka melaui arena permaianannya, budaya itu sendiri, pemikiran/khayalan, yang justru akan lambat laun menghilangkan identitas bangsa Timur.

Melihat fenomena itu, agaknya masyarakat Indonesia membutuhkan sebuah media yang menampilkan teladan atau pemikiran yang nantinya mampu mengembalikan nasionalisme. Salah satu media  yang efektif untuk mengembalikan nasionalisme adalah tempat rekreasi/tempat wisata.

Tentunya tempat rekreasi/wisata dapat menjadi media efektif untuk mempertahankan  nilai-nilai moral tentang nasionalisme. Karena pada dasarnya, tempat rekreasi/wisata adalah tempat yang menjadi salah satu tempat paling sering didatangi masyarakat dari semua lapisan.

Salah satu tempat rekreasi/wisata yang mampu menyedot perhatian masyarakat di negeri ini adalah Taman Impian Jaya Ancol. Di tempat ini seluruh lapisan masyarakat  nampaknya berbaur dalam spirit egalitarian yang kental. Mampu menikmati beragam permainan/tempat wisata yang sarat akan nilai-nilai moral, religi, kekeluargaan, kegembiraan, kebersamaan dan bahkan nasionalisme yang dikemas dalam sajian permainan yang ringan, sehingga mampu diterima masyarakat tanpa mengurangi makna yang terkandung di dalamnya.

 

Muhammad Fahmi, ST, MSi

Pemerhati masalah Sumber Daya Manusia dan masalah Tematik Bangsa

Kandidat Doktor Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia

(Universitas Negeri Jakarta UNJ)

Master of Ceremony (MC), Trainer Publik Speaking/Kehumasan

Salam Merah Mempesona Menggelitik Hati

[email protected] atau WA: 08158228009

Leave A Reply

Your email address will not be published.