Berita Nasional Terpercaya

Franky Sibarani:?Investasi Sektor Prioritas?Dukung Kesiapan MEA ?

YOGYAKARTA, HarianBernas.com — KEPALA Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan peningkatan realisasi investasi hingga Triwulan III 2015 di tiga sektor prioritas diharapkan dapat mendukung kesiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tiga sektor prioritas tersebut yaitu industri berorientasi ekspor, industri substitusi impor dan hilirisasi sumber daya mineral.

“Kenaikan realisasi investasi di ketiga sektor tersebut menunjukkan arah pemerintah untuk mendorong industri kita berdaya saing dan berorientasi ekspor semakin terlihat. Tentu hal tersebut akan mendukung kesiapan Indonesia menghadapi MEA maupun perjanjian perdagangan bebas lainnya,” katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Januari-September 2015 untuk sektor industri berorientasi ekspor sebesar Rp 25,7 triliun atau naik 10,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi investasi industri substitusi impor sebesar Rp34,5 triliun atau naik 15,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara investasi di sektor hilir sumber daya mineral sebesar Rp 33,2 triliun atau naik 66,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.  Menurut Franky, pemberlakuan MEA yang sudah di depan mata perlu jadi perhatian.

“Salah satu perhatian kita adalah jangan sampai kita hanya menjadi pasar besar bagi produk negara lain, tapi juga dapat memanfaatkan peluang ekspor yang semakin lebar dengan terbukanya pasar,” ujarnya.

 

Franky menambahkan, pihaknya berusaha menarik investasi untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi sehingga tidak hanya dijadikan sebagai pasar produk-produk impor. Menurut dia, salah satu perhatian investor sebelum menanamkan modalnya di Indonesia dan menjadikannya sebagai basis produksi adalah daya saing ekspor Indonesia, yang salah satu indikatornya perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan negara lain.

Contohnya, investor sektor tekstil dan sepatu yang menyuarakan perjanjian perdagangan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa karena berpengaruh terhadap daya saing ekspornya dibandingkan negara lain khususnya Vietnam. “Jadi pemberlakuan MEA atau perjanjian perdagangan Indonesia dengan negara lain, selain memberi peluang memperbesar ekspor juga menjadi salah satu daya saing Indonesia dalam menarik investasi dari negara lain,” tambahnya.

Franky optimistis Indonesia dapat lebih siap menghadapi pemberlakuan MEA maupun perjanjian perdagangan lainnya melihat minat investasi di ketiga sektor terkait. “Hal ini penting (optimisme) karena dengan demikian, pengusaha ekspor juga bisa masuk dan melakukan ekspansi ke negara-negara ASEAN lainnya,” katanya.

Sepanjang periode Januari-September 2015, BKPM mengidentifikasi minat investasi di sektor industri beriorientasi ekspor sebesar 480 juta dolar AS, industri substitusi impor 10,34 miliar dolar AS dan hilirisasi sumber daya mineral sebesar 58,82 miliar dolar AS.(ant)

Leave A Reply

Your email address will not be published.