KPA Jogja Terbaik Se-Jawa
KPA Jogja Terbaik se-Jawa
JOGJA, HarianBernas.com — Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jogja menerima penghargaan sebagai KPA terbaik se-Jawa tingkat kabupaten/kota tahun 2015. Penghargaan ini diterima KPA Kota Jogja pada Pertemuan Nasional AIDS ke-5 beberapa waktu lalu.
Sekretaris KPA Kota Jogja Drs F Kaswanto kepada HarianBernas.com, Senin (9/11) menuturkan, ada sejumlah indikator yang ditetapkan KPA Nasional (KPAN) sebelum memberikan penghargaan. ?Indikator-indikator yang digunakan adalah terkait kelembagaan, program dan administrasi,? ujar Kaswanto.
Salah satu indikator yang dianggap cukup sukses terkait program yang digulirkan KPA Kota Jogja. Program tersebut adalah komunitas Warga Peduli AIDS (WPA) yang saat ini sudah terbentuk di 25 kelurahan.
?Sudah ada 25 WPA sampai saat ini, tahun lalu ada 15 WPA dan tahun ini sudah 10 WPA. WPA ini dibentuk berdasarkan keputusan lurah setelah kita melakukan sosialisasi,? tutur dia.
Kaswanto menyebutkan keberadaan WPA ini berawal dari keinginan KPA agar masyarakat mengerti apa itu HIV/AIDS. Tak sebatas mengerti bahaya dan bagaimana cara mencegahnya, KPA juga berharap masyarakat peduli keberadaan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
?WPA dibentuk agar dapat melibatkan masyarakat untuk ikut serta menanggulangi HIV/AIDS,? ungkapnya.
Kepedulian masyarakat terhadap penyakit AIDS dan juga penderitanya, ujar dia, sedapat mungkin ditingkatkan. Terlebih lagi ada kecenderungan penderita HIV atau ODHA terus meningkat setiap tahunnya.
?Dalam empat tahun terakhir trennya selalu meningkat. Contohnya di tahun 2012 ada 34 kasus, kemudian naik di tahun 2013 menjadi 81 kasus. Tahun 2014 kembali meningkat menjadi 91 kasus. Hanya tahun ini terjadi penurunan hingga bulan ini baru terdeteksi 26 kasus,? ungkapnya.
Ironisnya, kasus terbesar penderita HIV/AIDS di Kota Jogja ditemukan pada usia produktif. KPA Kota Jogja mencatat sebanyak 37,5 persen penderita ada di kisaran usia 20-29 tahun. Penularan melalui hubungan intim atau transmisi seksual masih mendominasi yaitu sekitar 49,2 persen.
?Secara kumulatif dari tahun 2004, jumlah ODHA sampai saat ini ada 831 orang, dan yang menyedihkan 11,8 persen kasus diderita ibu rumah tangga,? tambah Kuswanto.
Ghanis Kristia, Pengelola Program KPA Kota Jogja menyebutkan dari jumlah 831 orang penderita HIV/AIDS terbagi menjadi 580 kasus HIV dan 251 kasus AIDS. ?Dari angka tersebut 64 persen di antaranya berjenis kelamin laki-laki,? tutur dia.
WPA Kota Jogja, tambah Ghanis, membuka diri bagi masyarakat untuk semakin meningkatkan kesadaran. Salah satunya dengan cara memeriksakan diri ke klinik atau rumah sakit.
?Kalau seseorang merasa sudah pernah melakukan perilaku beresiko, setelah dia tahu informasi tentang HIV dan AIDS, maka diharapkan akan muncul kesadaran untuk melakukan tes HIV. Semakin awal (diketahui) maka relatif lebih mudah untuk penanganannya,? tandasnya. (Rosihan Anwar)