?Wah beruntung sekali, kamu mempunyai bakat. Kalau aku??
?Enaknya jadi orang yang dari lahir sudah jenius.?
Pernahkah kamu mendengar ungkapan-ungkapan kekaguman sekaligus tersembunyi rasa iri tersebut, seakan-akan sang empunya bakat memang sudah jenius sejak dalam kandungan. Maksudnya ingin memuji orang yang berbakat itu, namun secara tidak langsung pernyataan-pernyataan itu menunjukkan sikap pesimis terhadap talenta yang sebenarnya tersimpan dalam diri kita.
Bukankah semua orang diciptakan dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing? Kelebihan ini tentu tidak muncul dengan sendirinya. Perlu disadari bahwa antara satu orang dengan orang lainnya tidak ada yang sama, misalnya bakat di bidang olahraga, belum tentu seorang atlet renang bisa melakukan lempar cakram dengan baik. Atau seorang pelukis, antara satu dengan yang lain, karyanya tentu sangat berbeda.
Anna Pavlovna Pavlova, atau yang lebih dikenal dengan Anna Pavlova dilahirkan di dalam keluarga yang kurang beruntung. Ttanpa sosok seorang ayah, akhirnya ibunya memutuskan untuk menikah lagi. Meski tidak kaya, Anna dan ibunya dapat menonton pertunjukan balet ?The Sleeping Beauty' di Mariinsky Theatre, St. Petersburg ketika usia Anna masih 8 tahun. Dari pertunjukan inilah Anna memutuskan untuk menjadi seorang penari balet.
Berkat dukungan ibunya, Anna dapat bersekolah di Imperial Ballet School dan mengembangkan talentanya dengan baik. Ia amat beruntung karena memiliki bakat alami dalam menari. Namun bakat saja tidaklah cukup. Anna harus dapat bersaing dengan yang lain. Dan yang ia lakukan adalah dengan banyak berlatih dan kerja keras.
“No one can arrive from being talented alone. God gives talent, work transforms talent into genius.” ? Anna Pavlova.
Anna menuturkan bahwa talenta saja tidak cukup. Memang talenta adalah pemberian Tuhan, namun kerja keraslah yang dapat mengubah ?si empunya talenta' menjadi ?sang jenius'. Ini dibuktikannya dengan tahun-tahun yang penuh dengan latihan keras sampai nama Anna Pavlova dikenal sebagai penari balet yang handal.
Anna lulus dari sekolah tari pada usianya yang ke 18 dan segera Anna melakukan debutnya sebagai penari balet dalam grup tari trio La Fille Mal Gardée yang dipentaskan di Mariinsky Theatre, tempat dimana Anna pertama kali menemukan panggilan hidupnya sebagai seorang penari balet. Kariernya kian menanjak ketika ia tampil sebagai penari tunggal dalam tari karya koreografer Michael Fokine: ?The Dying Swan'. Kepiawaiannya dalam membawakan tari dengan ekspresif membuat pertunjukan ?The Dying Swan' menjadi ikon Anna Pavlova. Pada tahun 1906, Anna berhasil mendapat peran dalam tari ?Giselle' dan dalam kurun waktu 7 tahun, Ia sudah dinominasikan menjadi seorang Prima Balerina.
Sepanjang kariernya Anna Pavlova melakukan tour ke luar negeri yaitu ke Eropa (termasuk Berlin, Copenhagen and Prague) pada 1907. Setelah menyelesaikan tournya, Anna memutuskan untuk membuat kelompok tarinya sendiri dan menjadikan suaminya, Victor Dandré sebagai manager. Akhir hidup sang penari balet ini cukup tragis, Anna Pavlova meninggal karena kecelakaan kereta yang menimpanya ketika ia akan pentas.
Anna Pavlova dikenal sebagai salah satu penari balet yang paling sukses dan berpengaruh sampai sekarang. Bahkan namanya diabadikan sebagai nama makanan penutup terkenal, Pavlova. Tariannya yang penuh penghayatan dan halus membuatnya menjadi sosok yang sangat inspiratif. Anna membuktikan bahwa ?bakat' akan menjadi ?jenius' jika dikembangkan dengan banyak latihan dan kerja keras.