Bernilai Sejarah dan Pendidikan, Tidak Semua Bagian Candi Kedulan Dipugar
Yogyakarta,HarianBernas.com–Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta sengaja tidak memugar seluruh bagian dari situs Candi Kedulan di Dusun Kedulan, Tirtomartani, kabupaten Sleman. Beberapa bagian sengaja akan dibiarkan seperti kondisi apa adanya. Hal ini dimaksudkan agar ada bukti sejarah yang dapat dijadikan bagian dari pendidikan untuk generasi mendatang.
Kepala Sub Bagian tata Usaha BPCB Yogyakarta, Aris Setyastuti mengatakan, sejarah menjadi bagian penting dari pendidikan. Karena itu, pemugaran situs Candi Kedulan juga akan memprioritaskan aspek sejarah ini.
Baca juga: Rumah Joglo, Rumah Adat Jawa yang Memiliki Banyak Keunikan
“Tidak secara menyeluruh kita pugar. Ada bagian-bagian yang sengaja kita biarkan seperti kondisinya sekarang. Dengan demikian, sampai kapan pun nanti masih ada bukti sejarah perjalanan situs Candi Kedulan yang dengan mudah dilihat dan dikenali,” katanya.
Sejauh ini, proses pemugaran belum dimulai. Tahapannya masih sebatas pelestarian. Aris mengatakan, sehubungan dengan pemugaran ini, pihaknya nanti akan membuat suatu cerita yang secara runtut akan menjelaskan bagaimana Candi Kedulan zaman dahulu dan sekarang.
Cerita ini juga akan memuat bagaimana Candi Kedulan terkena lahar dingin letusan Gunung Merapi yang mampu menguburkan candi, hingga bagaimana melakukan ekskavasi serta pemugarannya.
Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti mengatakan, situs Candi Kedulan nantinya akan menjadi ikon wisata sejarah pendidikan satu-satunya di Indonesia. Di sana akan dibangun museum pusat studi “volcano” arkeologi.
Sebagaimana diketahui, Candi Kedulan dalam sejarahnya terkena dampak letusan Merapi sebanyak dua kali. Ini bisa dilihat dari lapisan tanah yang menguburnya sedalam enam hingga tujuh meter.
“Ini akan lama. Kami prediksi baru akan selesai 2019,” katanya.
Baca juga: Mengenal Keunikan Rumah Adat Jambi yang Memiliki Ukiran Eksotik