Pejabat korupsi itu biasa, naik mobil mercy sudah biasa, punya banyak harta gono-gini sangat biasa. Namun, bagaimana dengan pejabat yang telah memangku jabatan tinggi tetapi tetap sederhana? Apakah masih ada pejabat papan atas semacam itu? Jawabannya iya, ternyata jajaran pejabat yang berakhlak baik ini justru kurang terekspos karena kita terlalu disibukkan dengan berita-berita pejabat yang ingin tenar dengan berbagai muslihatnya melakukan aksi korupsi, kolusi dan nepotisme yang sedang ngetrend di kalangan pejabat berdasi.
Ngomong-ngomong soal korupsi, siapa sih pejabat terbersih di Indonesia? pertanyaan semacam ini kadang terbersit dalam pikiran kita mengingat kian maraknya pejabat-pejabat dengan catatan hitam saat ini. Seorang Emil Salim mungkin bisa menjawab semua keraguan kita atau lengkapnya Prof. Dr. Emil Salim adalah seorang ahli ekonomi, cendekiawan , pengajar, dan, politisi Indonesia .
Emil Salim merupakan salah seorang putra bangsa yang lama mengabdi dengan menjadi menteri serta beberapa jabatan lainnya. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007 dan pada 25 Januari 2010 dilantik kembali untuk periode kedua sekaligus menjadi ketuanya. Sebelumnya, ia beberapa kali menjabat sebagai menteri, antara lain Menteri Negara Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara merangkap Wakil Kepala Bappenas (1971-1973), Menteri Perhubungan (Kabinet Pembangunan II 1973-1978), Menteri Negara Urusan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Kabinet Pembangunan III tahun 1978-1983) dan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup ( Kabinet Pembangunan IV dan Kabinet Pembangunan V 1983-1993).
Meski berulang kali menduduki jabatan sebagai seorang menteri, tidak membuatnya lantas berfoya-foya. Ia hidup di rumah dinas dengan fasilitas yang telah disediakan negara. Sebelumnya, kemenakan H. Agus Salim ini, memang telah memiliki satu rumah di Jl. Tosari No. 75 yang dibelinya pada tahun 1968, namun rumah itu dikontrakkan dan hasilnya dapat dijadikan hasil sampingan yang ditabungkannya.
Namun pada tahun 1993, Emil dan keluarga terpaksa keluar dari rumah dinas untuk menepi dari pusaran kekuasaan. Barulah ia menyadari bahwa ia tidak memiliki rumah. Akhirnya, ia membeli rumah untuk bernaung bagi dirinya dan istrinya karena anak-anaknya telah bersama pasangan hidupnya masing-masing. Di saat awal pindah ke rumah baru, menurut seorang aktivis LSM yang dekat dengannya, Emil tidak memiliki peralatan rumah tangga yang banyak. “Dia sampai kesulitan untuk beli ranjang,” kisah aktivis itu. Selain dari berbagai sumber pendapatan, Emil mengaku kini ia dan keluarganya hidup dari rumah kontrakan. Kesederhanaan dan hidup lurus yang dikukuhi Emil Salim ini, membuat seorang Dirut Bank Muamalat Indonesia (BMI) Zainul Bahar Noor SE lantas memujinya. “Emil Salim itu sama bersih dengan pejabat bersih lainnya.Ia teknokrat yang tidak mementingkan uang?.