INGGRIS, HarianBernas.com— Prestasi membanggakan diraih oleh pemuda tunawisma, Jacob Lewis. Masih berusia muda, kelahiran 29 Juni 1995, ia tak ingin bermain – main dengan hidupnya. Meskipun tak punya tempat tinggal tetap, pemuda 22 tahun ini diterima kuliah di kampus kenamaan dunia, Universitas Cambridge. Sudah begitu, nilai ujiannya sempurna: A. Kisah hidup Lewis memang menginspirasi banyak orang. Bagaimana kisahnya?
Baca juga: Jurusan IT: Pengertian, Mata Kuliah, dan Prospek Kerja Terbaru
Tak pernah menyerah. Meski tergilas roda kehidupan, dia tak lantas melempar handuk. Bukannya pasrah dengan keadaan, namun sebaliknya, Lewis terus berlari mengejar cita-cita. Lihat saja lika-liku kehidupannya. Lewis harus keluar sekolah pada usia 17 tahun karena tak punya biaya. Namun Lewis tak patah arang. Dia terus memperjuangkan nasibnya.
Ketika Coleg Y Cymoedd di Kota Aberdare, Wales, memberinya beasiswa dan tempat tinggal, Lewis justru merasa khawatir. Fasilitas itu tak membuat hatinya tenang. Lewis masih merasa sebagai tunawisma. Lewis kemudian hidup menumpang dari rumah teman yang satu ke lainnya. Itu dia jalani selama bertahun-tahun selama belajar dan bekerja. “Itu perjuangan yang sangat sulit,” kata Lewis.
Sebagaimana dikutip dari The Independent, “Awal tahun ini saya bekerja 24 jam selama seminggu untuk membiayai pendidikan dan memenuhi kebutuhan, saya hampir tidak makan,” tambah dia. Ya, jalan hidupnya benar-benar sulit. Sangat pahit. Menumpang tidur di sofa teman dan tetangga sudah biasa untuk Lewis. Bagi dia, memiliki sebuah rumah menjadi impian yang terlampau jauh untuk jadi kenyataan.
Baca juga: Inilah 10 Prospek Kerja Lulusan Akuntansi di Berbagai Profesi
“Memiliki rumah permanen dengan keluarga saya, itu bukan pilihan,” tutur Lewis mengenang masa sulit itu. Namun, kondisi itulah yang menjadi bahan bakar. Dia terus memompa semangatnya untuk belajar demi memperbaiki nasib. Nafsu belajar pun membuncah. Dalam sehari, dia habiskan 12 jam di perpustakaan, melahap buku-buku. Semua perjuangan dan pengorbanan itu terbayar. Dia diterima di Fakultas Hukum, sebuah fakultas bergengsi di kampus elite, Cambridge.
Lewis memang belum tahu pasti apakah setelah lulus nanti, bisa mengubah nasibnya. Tapi satu hal, dia tetap yakin ingin membuat kehidupannya menjadi jauh lebih baik, setidaknya dengan keunggulan pendidikan elite itu. Sementara, kepala sekolah Coleg y Cymoedd, Judith Evans, mengatakan, bisa masuk ke Fakusltas Hukum, Universitas Cambridge, sudah menjadi prestasi luar biasa bagi Lewis. “Tetapi ketika Anda melihat perjuangan Lewis maka ini benar-benar menakjubkan. Kami sangat bangga padanya dan senang menjadi bagian dari perjalanannya,” tutur Judith.
Luar biasa bukan? Bagaimana menurut anda?
Baca juga: Jurusan Manajemen: Pengertian Ilmu Manajemen dan Daftar Universitas