JOGJA, HarianBernas.com – Sebuah event menarik akan digelar Dinas Kebudayaan DIY pada Minggu (12/12) besok, di Pasar Kotagede. Demi membangkitkan kembali musik keroncong yang sudah menjadi semacam entitas budaya Indonesia akan digelar Pasar Keroncong Kotagede 2015.
Kotagede dipilih sebagai pusat kebangkitan keroncong, selain karena faktor historis sebagai bekas ibukota Dinasti Mataram, Kotagede memiliki banyak seniman keroncong. Hal itu diakui oleh Nasir, salah satu seniman keroncong yang telah puluhan tahun menggeluti dunia keroncong.
Baca juga: Rumah Joglo, Rumah Adat Jawa yang Memiliki Banyak Keunikan
“Dulu ada 22 kelompok keroncong di Kotagede sejak 2000. Tapi sekarang 15 tahun kemudian tinggal beberapa yang masih hidup,” ujarnya.
Pasang-surut musik keroncong yang sering menimbulkan ketidakpastian dari sisi pendapatan ekonomi, membuat banyak grup keroncong yang mati suri atau gulung tikar dengan sendirinya. Nasir menyontohkan kehidupan yang dialami Subarjo HS, juara Bintang Radio dan Televisi (BRTV) lima kali.
“Saya pernah ingat saat malam final BRTV, Mas Barjo, menang lomba keroncong. Besoknya, saya lihat dia di pasar naik becak dan membawa buntalan kain yang berisi barang dagangan,” kata dia.
Musik keroncong memang diakui Nasir masih belum bisa menjadi sandaran penghidupan utama, jika dibanding jenis musik pop. Sebab itu, wajar ketika musik yang berakar dari musik Portugis itu mengalami pasang surut.
Iwan Setiawan dari Dinas Kebudayaan DIY mengakui, perlu terobosan untuk menghidupkan lagi musik keroncong. Pihaknya mengaku telah berupaya menggelar pementasan secara rutin dengan biaya Dinas Kebudayaan, namun antusiasme masyarakat terus menurun.
“Dulu sempat ada pementasan keliling agar masyarakat bisa mengetahui musik keroncong juga dibiayai Dinas Kebudayaan, tapi semakin sedikit (yang menonton) dan akhirnya kami putuskan stop dulu. Saya pernah ingat saat pementasan, jumlah pemain keroncong sama yang menonton banyak pemainnya,” papar Iwan.
Berawal dari ide dan gagasan musisi dan seniman Djaduk Ferianto, Dinas Kebudayaan akhirnya menyerahkan konsep pergelaran musik keroncong kepada Djaduk. Pendiri grup musik Kua Etnika itu akhirnya merangkul warga dan seniman Kotagede untuk menyusun acara Pasar Keroncong Kotagede 2015.
Selain Subardjo HS, panitia Pasar Keroncong Kotagede akan menghadirkan penyanyi Jazz tahun 80-an, Iga Mawarni. Maestro tari Didik Nini Thowok juga akan dihadirkan pada event yang memanfaatkan tiga sisi Pasar Kotagede tersebut.
“Kita ingin menampilkan kembali potensi berkesenian keroncong yang sangat besar. Saat rembugan saya minta konsepnya jangan festival atau lomba. Mari kita tampilkan kesenian keroncong ini bersama dengan variasinya,” tutur adik dari Butet Kertaredjasa itu.
Beberapa orkes keroncong yang akan tampil di antaranya Kharisma, Erwina, Depasko, Pesona Irama dan Timpasko. Grup musik Shaggy Dog bahkan akan menampilkan pertunjukan spesial dengan mengaransemen ulang lagu-lagu mereka dengan nuansa keroncong.
Baca juga: Mengenal Keunikan Rumah Adat Jambi yang Memiliki Ukiran Eksotik