Amerika, HarianBernas.com— Wajahnya tertutup kostum maskot sekolah. Ia menari-nari di tengah keramaian. Memberi tos penuh semangat kepada teman-temannya dan menyemangati teman-temannya dengan suara yang lantang. Sosok yang di balik kostum maskot sekolah itu pastilah sosok yang sangat ceria. Betulkah seperti itu?
Sebagian besar murid sekolah di Grand Blanc West Middle School mengenal sosok yang memakai kostum maskot sekolah itu sebagai Victor E. Bobcat. Dan hanya keluarga dan seorang teman saja yang tahu bahwa identitas asli sosok di balik kostum itu adalah Andrese Duke.
Andrese Duke seorang remaja kelahiran 13 tahun silam asal Michigan Amerika ini memang dikenal jarang berbicara tetapi sangat sopan. Bocah laki-laki yang duduk di bangku kelas tujuh ini tergolong bocah yang pemalu dan terisolasi dari teman-temannya. Ia adalah bocah penyandang autisme. Seorang guru yang menangani pendidikan khususnya bernama Raymond Haden adalah guru yang selalu mendampingi Andrese. Ia ikut melihat proses perkembangan dan transformasi bocah ini sejak dirinya mengajukan diri sebagai Victor E. Bobcat–si maskot sekolah.
Saat sedang mengadakan pertemuan tahunan bersama para guru, staf, Andrese, dan pihak keluarga, Andrese melihat kostum maskot di ruang pertemuan itu. “Ketika ia memperlihatkan ketertarikannya pada kostum tersebut, kami saling memandang satu sama lain. Oke, sepertinya kostum itu bisa membantu Andrese,” jelas Raymond.
Ketika pada akhirnya Andrese dapat mengenakan kostum maskot sekolah tersebut, kepercayaan dirinya meningkat. Sebelumnya Andrese diberitahu bahwa tugasnya adalah untuk menghampiri kerumunan para murid, mengangkat kedua tangannya, berkeliling-keliling, memberi tos kepada teman-temannya, dan juga sedikit melakukan tarian. Andrese pun langsung menyanggupi tugas tersebut.
Sang ibu yang bernama Adrian Duke mengatakan bahwa putranya sangat senang bisa mengenakan kostum maskot tersebut. Andrese terus bercerita tentang pengalamannya menjadi maskot sekolah. “Kostum itu membuatnya bisa melakukan sesuatu. Ia selalu suka sekolah, tetapi kostum itu telah memberinya semacam rasa tanggung jawab dan sesuatu yang penting untuk dilakukan. Ia menganggapnya sangat serius, seolah-olah itu adalah pekerjaannya,” jelas Adrian.
Di sekolah, sudah menjadi tradisi bahwa sosok di balik kostum maskot sekolah tidak bisa diketahui sosok aslinya. Namun, untuk kasus Andrese, ada satu murid bernama Stephen Nelson yang tahu bahwa sosok di balik kostum maskot itu adalah Andrese. Stephen menjelaskan bahwa Andrese telah punya banyak teman sekarang dan ia merasa lebih populer sekarang. “Dia selalu mengajak tos semua murid. Semua murid merasa senang di dekatnya saat ia menjadi maskot sekolah,” ungkap Stephen.