?Aku teringat bahwa sebelum aku sukses, aku selalu ditolong oleh orang terdekatku. Kini setelah aku sukses, tak ada salahnya kan, aku menjadi orang dermawan..??
Asim Shahmalak, seorang dokter yang kini berusia 53 tahun dari Manchester, Inggris telah mengoperasi enam orang wanita yang cacat wajah secara gratis dari dana pribadinya.
Bagaimana kisahnya? Mengapa dokter Asim begitu dermawan? Yuk ikuti kisahnya.
Keenam wanita dari Pakistan ini mengalami hal yang menyakitkan karena mendapatkan serangan mengerikan sehingga membuat wajah mereka hancur akibat disiram air keras. Hal ini membuat mereka merasa terpaku dan tidak bisa melanjutkan hidup. Berikut kita bahas satu per satu.
Kanwal Ashar, berusia 24 tahun yang disiram air keras karena menolak menikah dengan pria yang dijodohkannya. Kanwal Qayum, berusia 27 tahun disiram air keras oleh temannya sendiri yang tidak suka terhadapnya karena ia berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai pramugari. Mona Bhatti, berusia 42 tahun yang diserang karena memutuskan untuk mengganti kelamin. Selanjutnya ada Asma Fayyaz, berusia 23 tahun yang terpeleset saat di dapur dan terjatuh ke dalam panci berisi lemak mendidih. Dan yang menyedihkan, seorang gadis kecil berusia 6 tahun yang disiram air keras oleh ayahnya lantaran ia enggan pergi ke sekolah.
Mereka mengalami hidup yang berat dan sangat sulit. Mereka dijauhi oleh orang-orang karena memiliki wajah yang rusak. Pekerjaan pun sulit sekali mereka dapatkan. Namun, dokter Asim memperbaiki wajah dan juga hidup mereka. Asim rela menghabiskan uang pribadinya sekitar 50.000 pounsterling yang kira-kira setara dengan 933 juta rupiah untuk melakukan bedah rekonstruksi pada enam wanita malang tersebut. Asim mengunjungi Karachi secara khusus dan membantu wanita-wanita yang kurang beruntung ini.
Bagaimana menurut anda? Tidak sampai disitu.
Dokter Asim Shahmalak merupakan salah satu dari sembilan ahli bedah dunia yang memenuhi syarat untuk melakukan transplantasi alis dan bulu mata dengan proses yang sangat rumit. Setelah ia melakukan proses transplantasi di Karachi, ia kemudia melatih dokter lokal untuk melakukan teknik-teknik transplantasi, kemudian ia baru kembali ke Inggris. Beberapa minggu setelah bedah rekonstruksi dilaksanakan, dr. Asim kembali ke Karachi untuk memeriksa kondisi dan kemajuan dari keenam wanita malang tersebut. Dokter berhati mulia itu mengaku senang bahwa wanita-wanita kurang beruntung yang telah ia tolong dapat kembali menjalani hidupnya.
Dokter Asim bekerja sama dengan yayasan amal ?Smile Again? untuk mengumpulkan orang-orang yang membutuhkan bantuan medis. Hingga akhir tahun 2015, sudah ada lima wanita dengan wajah cacat yang harus ditangani. Dokter Asim mengaku senang dengan pekerjaan yang ia lakukan dan tanpa paksaan ini.
Kisah dr. Asim mengajarkan kita untuk saling berbagi dan menolong sesama dengan ikhlas. Menolong sesama memberikan kepuasan sendiri bagi batin kita dan memotivasi kita untuk terus menebar kebaikan. Setujukah Anda?