JAKARTA,HarianBernas.com– Potensi aksi teror yang terjadi di luar negeri, seperti kasus penembakan warga sipil di Paris, bom bunuh diri di Bangkok dan ancaman ISIS berdampak terhadap keamanan, akan berimbas ke Indonesia saat perayaan Maulid Nabi, Natal dan perayaan Tahun Baru 2016, perlu diwaspadai. Kewaspadaan perlu dilakukan agar aksi teror dari kelompok radikal bersenjata itu tidak terjadi di Indonesia karena merusak stabilitas nasional.
Menurut Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti di Jakarta, Rabu (23/12), untuk menjaga keamanan pada perayaan Maulid Nabi, hari raya Natal dan Tahun Baru 2016, pihaknya menyiagak 80.197 Polisi dan 20.681 TNI di seluruh Tanah Air. Mereka diterjunkan dalam operasi pengamanan Natal dan Tahun Baru yang akan digelar pada 24 Desember 2015 hingga 2 Januari 2016.
Dikatakan, sepanjang 2015 terjadi gangguan keamanan dan ketertiban yang menyita perhatian publik seperti ledakan bahan peledak di Mal Alam Sutera Tangerang Banten, konflik sosial di Aceh dan Papua serta kecelakaan lalu-lintas kereta rel listrik dan metromini.
Dengan adanya masalah tersebut, menurut Kapolri, Polri akan mengawasi situasi dan potensi gangguan keamanan termasuk memantau tahapan pasca pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak.
Dan bersamaan dengan pengamanan peringatan Maulid Nabi, Natal dan Tahun Baru, Polri menggelar Operasi Lilin mulai 24 Desember 2015-2 Januari 2016 dengan mengerahkan 150 ribu personil pasukan gabungan termasuk TNI dan pemerintah daerah.