NEW YORK, HarianBernas.com— Ada yang suka jalan-jalan ke mall? Pernah lihat atau bahkan tahu produk fashion merk Tommy Hilfiger?
Siapa sangka, produk terkenal itu berasal dari sesosok pria yang merintis bisnisnya dari nol.
Bagaimana kisahnya ?
Tommy Hilfiger sejak kecil sudah bermimpi bekerja di bidang fashion. Meski kedua orang tuanya hanya menginginkanNYA menjadi insinyur, Hilfiger bersikukuh dengan impiannya tersebut.
Sejak SMA ia sudah mulai berjualan celana cutbrai. Dari sinilah celana yang melebar dari dengkul hingga bawah itu dikenal Elmira, New York, tempatnya tinggal.
Saat berusia 18 tahun, ia membeli celana jeans dan celana bell-bottom untuk disesuaikan dan dijual kembali. Dengan modal $ 15, Hilfiger sudah berani membuka toko sendiri di sekitar blok di pusat kota Elmira yang diberi nama People?s Place atau yang berarti Tempat Rakyat.
Pada tahun 1927 tokonya mengalami kehancuran akibat banjir dan badai Agnes. Meski begitu, ia tidak menyerah, Hilfiger memilih beralih untuk mendesain pakaian dengan merancang untuk sisa toko di bagian utara New York. Meskipun pernah ditawari sebagai asisten desain di Calvin Klein dan Perry Ellis, ia menolak tawaran tersebut dan lebih memilih pindah ke New York City dengan istrinya Susie. Hilfiger juga kemudian bekerja di raja tekstil asal India, Mohan Murjani, yang saat itu terkenal dengan jins Gloria Vanderbilt di Amerika Serikat.
Pada tahun 1985, ia mendirikan Tommy Hilfiger Corporation, ketika pakaiannya diluncurkan pada tahun 1986, ia mampu meraup US$ 5 juta, dan setahun kemudian, penjualannya meningkat. Wow!
Sejak itu brand Tommy Hilfiger mulai populer. Perusahaan ini antara lain juga memproduksi pakaian Ralph Lauren dan Liz Claiborne. Seketika brand Tommy Hilfiger pun makin dikenal dan berkembang pesat.
Tahun 1992, brand Tommy Hilfiger akhirnya bisa go public dengan meluncurkan koleksi busana prianya. Pada tahun 2004, perusahaan Hilfiger sudah mampu mempekerjakan 5.400 karyawan serta mendapatkan penghasilan lebih dari $ 1,8 miliar.
Dengan prestasi yang telah ia capai ini akhirnya pada tahun 1995, Hilfiger dinobatkan sebagai pria Designer of the Year oleh Dewan Fashion Designers of America. Pada awal tahun 2010, produk terbarunnya yang dikelola Apax Partner menjual pengelolaan merek Tommy Hilfiger ke Phillips-Van Heusen Corporation (pemilik Calvin Klein) dengan nilai fantastik, Rp 30 triliun
Tentu dengan apa yang telah ia capai sekarang, banyak rintangan dan kegagalan yang ia hadapi, namun ia terus bangkit akan mimpinya itu!