Masih Digemari, Keripik Pedas Maicih. Apa Rahasia Suksesnya?
BANDUNG, HarianBernas.com — Adakah yang masih asing mendengar produk Maicih?
Cemilan dengan khas rasa pedas ini sudah tidak asing lagi tentunya, namun di balik tenarnya produk ini, wajib kita simak perjalanan awal karir dari maicih ini.
Reza Nurhilman adalah pemuda di balik populernya “keripik setan” Maicih. Berpikir out of the box, Reza memulai bisnis keripik singkong super pedas ini sendirian. Dirinya memulai bisnis awalnya pada usia 23 tahun. Dengan menggandeng produsen keripik lokal di Bandung dirinya memulai mendirikan bisnis UKM ini hingga perkembangan bisnisnya meningkat menjadi berbadan hukum PT Maicih.
Lulus SMA pada tahun 2005 tidak serta merta membuat Reza melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Ia memutuskan untuk terlebih dahulu mengumpulkan modal dengan menawarkan bermacam-macam produk mulai alat elektronik hingga pupuk yang dilakukan dalam rentang waktu empat tahun (2005-2009).
Baca juga: Inilah Bedanya Tepung Tapioka, Tepung Terigu dan Berbagai Tepung Lainnya
Jejak kesukesan Reza di bidang keripik pedas mulai dirintis ketika ia diajak oleh seorang temannya ke salah satu daerah di Cimahi untuk mencicipi keripik lada pedas buatan seorang nenek. Reza mengakui bahwa keripik buatan nenek tersebut sangat enak, namun sangat disayangkan karena sang pembuat tidak memasarkan secara komersil dan hanya membuatnya pada momen tertentu.
Reza kemudian mengambil inisiatif dengan menanyakan resep keripik buatan sang nenek. Tanpa keberatan, sang nenek memberikan resep keripik pedas tersebut.
Bermodal awal Rp 15 juta rupiah, pria ini mulai memproduksi keripik yang diberi merek Maicih sebanyak 50 bungkus per hari. Kala itu, ia hanya menyediakan keripik pedas dengan varian level 1-5 yang dipasarkan dengan cara berkeliling.
Pelan namun pasti, usaha keripik pedas ini dikenal masyarakat luas dan menjadi camilan wajib yang cukup enak. Reza akhirnya menambah tingkat kepedasan hingga level 10 dengan kapasitas produksi lebih dari 2000 bungkus per hari. Pemasaran yang meliputi beberapa wilayah oleh beberapa jenderal (sebutan bagi reseller Maicih) membuat pria asal Bandung tersebut mampu meraih omset hingga Rp900 juta per bulan dengan estimasi pendapatan sekitar Rp30 juta per hari.
Popularitas Maicih tak terlepas dari strategi marketing yang dijalankan oleh sang pemilik. Reza memanfaatkan sosial media Twitter dan Facebook sebagai sarana meraup keuntungan. Ia tidak membuka toko seperti layaknya penjual makanan, namun menggunakan jejaring sosial untuk memberitahu konsumen lokasi dimana para jenderal (agen) keripik ini menjajakan dagangannya.
Keunikan Maicih juga terlihat dari penggunaan jargon khusus ketika berkomunikasi melalui jejaring sosial. Konsumen akan mendapati kata “Emak” sebagai istilah bagi pembuat keripik Maicih dan “cucu” untuk pelanggan.
Reza juga memberikan sebutan “Jenderal” bagi para agen penjual, “Ichiers” untuk penggemar keripik pedas, “Republik Maicih” untuk manajemen perusahaan, dan “tericih-icih” untuk menggambarkan ketagihan akan pedasnya produk.
Selain mengurus bisnis keripik pedas, pemuda yang usianya belum genap 30 tahun ini sekarang sibuk memberikan pelatihan untuk menginspirasi anak muda dan mencetak jutawan baru. Ia mendirikan Axlent Academy yang bertujuan membantu pengusaha muda merintis bisnis.
Reza juga mengeluarkan majalah bertajuk Ichiers Magazine dan mengeluarkan buku berjudul Revolusi Pedas yang diterbitkan oleh Blitz Megaplex Grand Indonesia di Jakarta pada 29 Juni 2012.
Pemuda ini memberikan tiga rahasia sukses kepada seluruh pebisnis yang ingin mengikuti jejaknya, yakni totalitas, loyalitas, dan sinergi. Dia berpesan agar ketiga hal tersebut dijalankan dengan seimbang agar bisnis dapat berjalan lancar dan berkembang.
Kesuksesan Maicih bahkan menginspirasi orang lain untuk membuat produk serupa. Ada yang mengambil singkong sebagai bahan baku. Ada pula yang mengambil bahan lain untuk dijadikan keripik, seperti ubi.
Apakah selanjutnya anda siap menjadi pengusaha sukses muda dan menjadi inspirasi bagi orang lain juga?