Berkualitas Tinggi, Jepang Rela Tunggu Pesanan Batik Bu Ninik Hingga 1 Tahun
CIREBON, HarianBernas.com – Batik saat ini tidak hanya menjadi primadona di Indonesia. Sejak ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan kebudayaan asli Indonesia pada 2009 lalu, batik kian dikenal oleh masyarakat Internasional.
Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki minat cukup besar terhadap batik. Negara yang dijuluki Negeri Sakura ini tidak ragu untuk merogoh kocek lebih dalam demi mendapatkan selembar kain batik tulis karya asli Indonesia.
Ninik Musina adalah salah seorang pengrajin batik tulis di Cirebon yang penjualan produknya hingga pasar Internasional. Dirinya menuturkan, selama ini ia justru banyak menerima pesanan batik dari Jepang dibandingkan dengan Indonesia. Batik yang dipesan pun bukan batik biasa, melainkan batik tulis yang dibandrol dengan harga hingga Rp30 juta untuk ukuran 2,7×1 meter.
“80 persen pemesanan dari Jepang ya, khususnya dari Kyoto. 20 persen lagi dari Indonesia, dari pengusaha-pengusaha,” tutur Ninik dalam kegiatan usahanya di desa Trusmi, Plered, Cirebon.
Masyarakat Jepang yang memesan batik ini pun rela menunggu hingga satu tahun untuk mendapatkan batik ini. Pasalnya, pengerjaan batik tulis ini membutuhkan waktu hingga 1 tahun untuk menghasilkan ukiran tulis asli yang berkualitas.
“Mahalnya karena membutuhkan waktu lama hingga satu tahun. Jadi prosesnya pencucian bahan sampai dua minggu, gambar dua bulan, isian dua bulan, nembok hampir tujuh bulan,” tutur Ninik.
Ninik ternyata telah menyelesaikan beberapa batik tulis pesanan Jepang. Ukiran batik ini pun beragam, mulai dari ukiran batik tulis khas Cirebon hingga kombinasi ukiran yang sengaja dilakukan oleh Ninik beserta timnya untuk mengembangkan variasi ukiran baru batik tulis Cirebon.