AUSTRALIA, HarianBernas.com — Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi di era saat ini, mengaharuskan setiap individu dapat mengontrol dirinya sendiri. Peran keluarga dalam mengawasi tayangan di perlukan untuk mengedukasi sang buah hati.
Bermula ketika Rebecca menonton film porno untuk kali pertama di usianya yang baru menginjak 8 tahun. Rebecca mengaku bahwa pada awalnya ia mengira film porno itu hanya satu bentuk kenormalan. Mungkinkah anda juga bepikiran yang sama?
Seiring berjalannya waktu, Rebecca mulai menyadari kalau anggapannya ternyata tak benar.
Diakui Rebecca, rasa candu itu muncul kala menonton film di mana terdapat adegan penculikan terhadap seorang gadis muda. Entah bagaimana, adegan itu meninggalkan perasaan mendalam bagi gadis yang sekarang berusia 19 tahun tersebut. Berbicara pada Tom Tilley untuk Australian Porn, Rebecca mencari sensasi serupa yang dihadirkan film tersebut pada sederet adegan porno.
Kebiasaan tersebut lama-kelamaan membuat gadis yang hanya ingin menyebutkan nama depannya ini menampakkan perilaku kasar, agresif, bahkan merendahkan orang lain. Rebecca menuturkan bahwa dirinya bisa menonton beberapa film setiap hari dan tak ingin berhenti.
Hingga pada usia 16 tahun ketika hubungan percintaan yang dijalani Rebecca berubah jadi mimpi buruk. Sudah biasa melihat segala bentuk kekerasan, Rebecca mulai melakoni “peran” layaknya pelaku di film porno yang biasa ditonton. Bahkan, Rebecca mulai meminta sang pacar untuk mencekik lehernya.
Berangkat dari apa yang sudah dilihat, Rebecca pikir kalau kekerasan adalah satu hal yang normal, termasuk dalam hal berhubungan intim. Ingin lepas dari belenggu yang tak disadari sebelumnya, Rebecca sekarang rutin mengunjungi psikolog dengan harapan dapat terlepas dari kecanduan film porno.