JAKARTA, HarianBernas.com ? Derasnya penyebaran paham radikalisme di negeri ini, membuat keprihatinan bagi orang tua. Sebab, penyebaran paham radikalisme ini setiap saat mengancam anak-anak, terutama remaja di Indonesia.
Erlinda yang merupakan Komisioner sekaligus Kepala Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), memiliki saran mengenai cara untuk membentengi anak agar tidak terjangkit dengan paham radikal.
“Pada dasarnya adalah pola komunikasi antara orang tua dengan anak harus dibangun dengan hangat, karena perekrutan paham radikal ataupun aliran sesat, menyasar kepada anak-anak remaja, kepada adik-adik yang memang masih sangat polos,” kata Erlinda saat ditemui wartawan di kawasan Sarinah, Jakarta, Jumat (15/1) malam.
Pemahaman radikalisme, akan tersampaikan pada anak dengan baik apabila adanya komunikasi yang hangat.
“Kita harus mengatakan kepada anak-anak bahwa hal yang terjadi kemarin itu memang suatu dinamika kehidupan negara berdaulat itu seringkali mendapat ancaman dari orang-orang yang tidak menginginkan negara itu aman dan damai,” kata Erlinda.
Anak-anak tidak perlu takut pada hal-hal yang kemarin baru saja terjadi. Orang tua harus bisa mendorong anak-anaknya dari belakang.
Peristiwa ini merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Keterpurukan yang ada pasca aksi teror ini, harus segera dihilangkan dan bangkit bersama-sama.
“Kita harus tahu bahwa para penganut radikalisme di luaran sana telah dan akan terus mengincar perekrutan lebih lanjut karena mereka menginginkan sesuatu ketauhidan yang memang sudah salah sejak dalam pemahaman,” ujarnya.
“Yang bahaya itu ketika anak tidak mau berkomunikasi. Karenanya penting untuk membentengi anak dengan cara mengajarkan mau berterus terang, menjalin komunikasi, berani mengatakan tidak kepada orang asing dan bukannya mengatakan tidak kepada orang tua yang mencoba memberikan pemahaman lebih baik,” lanjut Erlinda.