Berita Nasional Terpercaya

Kloset Jongkok Lebih Sehat dari Kloset Duduk. Mengapa?

HarianBernas.com – Dewasa ini, masyarakat kota sudah menggunakan toilet duduk sehingga tidak merasa lelah ketika buang air besar (BAB). Akan tetapi beberapa studi klinis menemukan fakta, bahwa toilet konvensional (jongkok) lebih mempunyai manfaat lebih besar. Benarkah ? 

Sebagian besar orang Eropa telah menggunakan toilet duduk, karena flushing toilet telah diciptakan di akhir abad ke-16. Beda dengan kebiasaan orang barat, berbeda pula dengan mereka orang-orang yang tinggal atau sedang melakukan perjalanan ke Asia, Timur Tengah, atau beberapa bagian dari Mediterania lebih senang menggunakan toilet jongkok ini.

Ketika orang Eropa melakukan inovasi dalam hal posisi penggunaan toilet, muncul pertanyaan selama berabad-abad. Ditambah lagi toilet duduk dan jongkok mulai diperdebatkan pada tahun 1960an, ketika sejumlah buku teks medis menyatakan bahwa posisi jongkok tidak hanya alami, akan tetapi juga nyaman.

Para penemu dari Squatty Potty bahwa toilet jongkok menunjukkan sejumlah manfaat kesehatan potensial, seperti dilansir Dailyhealthpost, Jumat (25/12):

  1. Mengurangi sembelit, kembung, dan gas
  2. Menurunkan resiko insiden dan gejala wasir
  3. Peningkatan kesehatan usus besar secara keseluruhan
  4. Otot panggul dan kontrol terhadap kandung kemih menjadi lebih baik
  5. Mengurangi ketegangan dan proses BAB menjadi lebih cepat.

Bukti pendukung lainnya datang dari Israel. Pada tahun 2003 mereka menemukan hasil posisi jongkok dapat mengurangi masalah yang berhubungan dengan wasir, sembelit, dan divertikulitis(salah satu penyakit pencernaan) bukti berdasarkan lokasi-lokasi yang sering menggunakan toilet jongkok.

Tujuh tahun berselang, bukti datang dari negeri bunga sakura. Sebuah penelitian pada tahun 2010 menunjukkan berjongkok dapat menurunkan tekanan perut dan ketegangan otot dibadingkan dengan duduk.

Manfaat toilet jongkok sebagian berasal dari besar sudut anorektal (penegakan tabung yang dilalui tinja untuk keluar dari tubuh)  yang terbentuk. Ketika duduk, lintasan ini menjadi begkok sehingga membutuhkan tenaga ekstra agar bisa dilewati oleh kotoran.

Sedangkan pada posisi jongkok dapat meluruskan sudut anorektal yang terbentuk, sehingga buang air besar menjadi lebih mudah.
Selain itu, posisi duduk menyebabkan rektum terbatasi oleh otot puborectalis. Otot ini sangat penting dalam menjalani rutinitas harian, karena memungkinkan untuk mengontrol Anda melepaskan perut, tetapi dapat menjadi penghalang ketika tiba saatnya untuk menggunakan kamar mandi.

Jongkok membantu otot puborectalis untuk bersantai, sekali lagi mengurangi jumlah ketegangan yang diperlukan untuk evakuasi tinja. Pada gilirannya, mengurangi ketegangan menyebabkan lebih sedikit masalah usus dan pencernaan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.