Tanpa Tangan, Pelukis Tanah Air Ini Sukses Gelar Pameran Tunggal di Mancanegara
SALATIGA, HarianBernas.com – Bagaimana caranya pelukis tanpa tangan mampu menggelar pameran tunggal di beberapa negara? Bukankah pelukis dengan tangan yang sempurna saja sulit untuk menggelar pameran? Apakah dia menulis dengan mulut? Atau dengan kaki?
Sabar lahir 34 tahun lalu tanpa tangan. Walaupun terlahir tanpa tangan, Sabar tak pernah merasa berbeda. Sejak kecil ia gemar mencorat-coret. Mengetahui bakat sang anak, orang tua Sabar pun membawanya berguru pada pelukis kenamaan Salatiga, Amir Rachmat.
Setelah mulai mahir melukis, Sabar terdorong untuk mengikuti berbagai lomba lukis. “Saya didorong di situ untuk lebih menekuni dunia corat-coret. Sampai sekolahnya pun saya diikutsertakan dengan berbagai lomba,” kata Sabar. Sabar Subadri berangkat dari rumah mencari objek foto. Setelah mendapatkan objek foto, Sabar kembali ke studio di rumahnya, Sabar memajang foto-foto pilihan, mempersiapkan peralatan, lalu melukisnya dengan kaki.
Sabar terus melukis dan terus mmelukis dengan kakinya. Sampai akhirnya asosiasi internasional pelukis pengguna kaki dan mulut mengundang Sabar bergabung. Ratusan lukisan telah lahir dari kakinya. “Objek-objek alam seperti pohon, binatang, termasuk manusia beraktivitas atau pemandangan masih mudah diapresiasi,” ucap Sabar.
Karyanya kemudian dipamerkan di mancanegara. Sabar tercatat sebagai pelukis dengan kaki pertama di Indonesia yang menggelar pameran tunggal. Karyanya telah dipamerkan di Austria dan Singapura. Harga lukisan Sabar berkisar antara Rp 4 juta hingga Rp 20 juta. Selain melukis, Sabar gemar membaca.
Sabar membangun komunitas membaca dan menulis, serta telah menghasilkan buku kumpulan cerita pendek dari buah pikirannya. “Galeri itu seperti menandai tentang saya pernah ada di dunia ini. Jadi ketika saya mati, saya tidak ingin nggak ada bekasnya? kata Sabar.
Tanpa tangan, kaki pun jadi. Berkarya tidaklah harus dengan tangan, dengan kaki pun masih dapat menghasilkan sebuah karya. Kaki yang selama ini hanya digunakan untuk berjalan dan selalu berada di bawah, kini kaki tersebut mampu membuat sebuah karya indah dan membuat pemiliknya berada di atas.