HarianBernas.com – Mendapat status ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) merupakan hal yang tak gampang. Bahkan, cap masyarakat terhadap hal tersebut sangatlah negatif.
Walau begitu, hal itu bukanlah rintangan untuk melanjutkan hidup. Inilah yang dirasakan wanita bernama Magdalena Diah Utami (38), yang telah 8 tahun terjangkit virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini. Bagaimana kisahnya?
“Anakku yang sulung itu juga positif. Namun yang nomor 2 malah negatif. Hal itu membuat aku makin yakin bahwa hidup itu tidak selesai hanya karena kita mengidap HIV. Faktanya anak saya nomor 2 bisa negatif, walaupun ibunya positif,” ujar Magdalena ketika menjadi pembicara di dalam sosialisasi peringatan hari AIDS, di kantor Dishub Yogyakarta.
Awalnya, Magda, panggilan akrabnya, tak mengetahui bila ia terjangkit HIV. Hal tersebut baru disadari saat anak pertamanya menderita sakit keras sehingga diare kronis. Ketika dibawa ke rumah sakit, Magda dianjurkan untuk tes HIV, dan ketika itulah ia baru mengetahui bila dirinya positif HIV.
“Aku dan suami mengikuti serangkaian tes dan hasilnya positif. Anak sulungku juga positif. Ketika itu aku sempat bingung, namun akhirnya aku memberanikan diri untuk cerita ke keluarga,” papar Magda.
Selama 8 tahun ini, Magda dan anak sulungnya harus mengonsumsi obat dengan rutin supaya menghambat perkembangan virus. Dan sementar sang suami telah meninggal beberapa waktu silam.
“Beruntungya keluarga saya juga memberikan suport. Sejauh ini saya bisa menjalani hidup dengan normal seperti sekarang. Saya tidak takut lagi, anak saya juga sudah pintar menjaga diri. Dia tahu makanan bergizi dan tidak sembarangan jajan di sekolah,” lanjut Magda.
Magda pun meyakini dapat menjadi seseorang yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitarnya, walau hidup dengan HIV. Ia berkomitmen untuk memutus mata rantai virus mematikan ini.
“Aku berkomitmen untuk memutus mata rantai ini. Aku menyadari juga bila aku juga dapat bermakna bagi orang-orang. Hidup tak akan selesai ketika kita terinfeksi HIV, wajib move on, dan sadari kalau hidup kita itu bermakna,” tutup Magda.