Berita Nasional Terpercaya

Perkembangan Wayang Beber dalam Budaya Indonesia

0

HarianBernas.com — Wayang adalah salah seni budaya bangsa Indonesia yang paling lengkap dibandingkan karya budaya lainnya. Di dalam seni wayang terkandung seni peran, seni bertutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni suara, seni musik dan juga seni perlambang.

Budaya wayang selalu berkembang dari masa ke masa. Dari masa seni wayang tradisi seperti wayang purwa atau kulit, wayang golek, wayang potehi hingga wayang yang sudah bercampur dengan modernisasi seperti wayang hip-hop.

Salah satu wayang yang termasuk wayang masa pra Islam adalah wayang beber. Dinamakan wayang beber karena berupa banyak lembaran (beberan) yang digambar menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang. Wayang beber berawal pada abad ke-12 sekitar tahun 1130, Prabu Mahesa Tandreman yang merupakan raja Padjajaran memberikan titah untuk merubah dan memperbesar gambar wayang purwa.

Gambar tersebut dibuat dari kulit kayu yang diambil dari daerah Ponorogo. Selain itu, Prabu Mahesa juga meminta dibuatkan riwayat jenggala. Karena gambar yang dibuat berupa lembaran maka disebelah kanan dan kiri diikat dengan sepotong kayu untuk menggulung dan membukanya. Gambar-gambar tokoh wayang dilukiskan pada selembar kain atau kertas yang disusun setiap adegan berurutan sesuai dengan urutan cerita.    

Dalam perkembangannya, pertunjukan wayang beber juga terkenal di Kerajaan Majapahit. Pertunjukan ini disaksikan oleh orang tua, pria dan wanita serta anak-anak. Berdasarkan Kitab Sastro Mirudo, Wayang Beber dibuat pada tahun 1283, oleh Condro Sengkolo, Gunaning Bujonggo Nembah Ing Dewo.

Kemudian dilanjutkan oleh Putra Prabu Bhre Wijaya, Raden Sungging Prabangkara, dalam pembuatan wayang beber. Dalam perkembangananya, wayang beber memuat banyak cerita panji, seperti kisah cinta Panji Asmoro Bangun yang merajut cintanya dengan Dewi Sekartaji Putri Jenggolo.

Di masa lalu, wayang beber diadakan ketika terang bulan. Ditemani oleh terang sinar bulan, wayang beber menampilkan beberapa cerita seperti Joko Kembang Kuning. Saat ini hanya beberapa kalangan di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta yang masih menyimpan dan memainkan wayang beber.

Leave A Reply

Your email address will not be published.