Berita Nasional Terpercaya

Suzuki Nobuyuki, Aktor Asal Jepang yang Sangat Mencintai Dunia Film Indonesia

0

HarianBernas.com ? Cinta memang tidak jarang membawa seseorang menuju hal-hal yang tidak diduga dan bahkan bisa mengubah jalan hidupnya. Itulah yang dialami oleh aktor serta komedian yang berasal dari Jepang, Suzuki Nobuyuki. Lelaki ini telah jatuh hati pada tari Bali yang lantas membuatnya memasuki kehidupan hiburan di Indonesia.

Kecintaan Suzuki pada Indonesia berkembang sejak tahun 1995, saat kali pertama berada di pedesaan Ubud Bali yang memang dikenal sebagai gudangnya seniman. Iya telah menghabiskan waktunya Selama 2 bulan agar dapat mempelajari tali Bali dan lantas kembali lagi ke Jepang.

Tetapi karena rasa cintanya, belum sampai 1 tahun, Suzuki telah kembali ke Indonesia namun dengan status yang berbeda bukan lagi seorang wisatawan melainkan mahasiswa di salah satu Sekolah Tinggi Seni di Bandung dan mengambil jurusan teater. Namun karena ia masih belum dapat berbahasa Indonesia, Iya lebih banyak tidak memahami apa yang diajarkan sewaktu kuliah.

Namun ia tak pantang menyerah untuk bisa memperdalam seni teater dan juga memperlancar bahasa Indonesia, Suzuki lebih memilih ikut secara aktif di beberapa sanggar teater yang ada di kota Bandung tersebut. Namun perkuliahan yang dijalaninya tidak tahu lancar seperti yang diharapkan. Oleh karena itu ia pun gak galau untuk menyelesaikan masa pendidikan tersebut.

Masih belum menyerah juga, Suzuki pun pindah ke Jakarta dan belajar di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan teater pada 1999. Ternyata tetap saja ada tantangan berat yang dihadapinya sehingga ia pun berpindah jurusan dan menuju jurusan film, pada akhirnya ia dapat menyelesaikan pendidikan tersebut.

Walaupun latar belakang yang dimilikinya adalah teater, Suzuki Justru lebih dikenal dan mendapat perhatian pada saat terjun ke dunia film. ? karena kuliah di jurusan film itulah dapat mendorong saya sering untuk membuat film indie. Pada saat itulah Riri Reza melihatnya dan kemudian berencana untuk membuat film Untuk Rena? jujur Suzuki yang saat ini telah sangat lancar berbahasa Indonesia.

Tidak ada hal yang luar biasa di saat memulai debutnya di dalam Kancah perfilman nasional pada 2006. Namun menjadi sebuah opportunities yang besar ketika ia mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan sutradara terkenal Riri Reza.

Dimulai dari itulah karirnya sebagai bintang film Indonesia semakin terang benderang. Film kedua yang dilakoninya adalah Naga Bonar Jadi 2 pada  2007. Lebih kurang sampai tahun 2016 saja, sudah terdapat lebih kurang 16 film yang dibintanginya. Selain itu ia pun aktif di dalam serial komedi Kelas Internasional yang masih berjalan hingga saat ini.

Yang berkesan bagi dirinya adalah film 12 Menit Untuk Selamanya di 2014, Hal ini dikarenakan Suzuki telah masuk nominasi Pemeran Pembantu Pria Terpuji dalam Festival Film Bandung 2014. Bukan hanya sebagai pemain film dan serial televisi, Suzuki pun pernah mencoba untuk menjadi seorang dubber atau pengisi suara film animasi Indonesia yang berjudul The Battle of Surabaya pada 2015 yang lalu.

Ini merupakan hal yang istimewa, sebagai pecinta animasi, Suzuki mengakui jika menjadi seorang dubber bagaikan impian yang menjadi kenyataan. Pastinya pengalaman ini menjadi sangat menarik untuknya, walaupun harus diakui jika tingkat originalitasnya belum terlalu tinggi. Tetapi hal tersebut menjadi pertanda masa depan yang cerah untuk dunia animasi Indonesia.

Dalam film animasi Battle of Surabaya Ia berperan menjadi Kazuhiro yang merupakan tokoh antagonis dima Ia menjadi kepala bagian hubungan manusia atau humas dari tentara administrasi militer pemerintah Jepang yang ternyata mempunyai perkumpulan rahasia yang mempunyai kekuasaan politik di tengah perang.Menurut Suzuki, karakter tokoh yang dimainkannya adalah sangat dalam dan kuat sehingga diperlukan pendalaman tokoh yang cukup lama.

 

Pengalaman syuting yang paling berkesan

Selain film 12 Menit Untuk Selamanya dimana Ia meraih nominasi dalam ajang perfilman nasional, Suzuki merasa jika film yang paling berkesan adalah La Tahzan. Hal ini dikarenakan selain yang berperan sebagai aktor namun Ia juga menjadi seorang koordinator proses syuting selama dua pekan berada di Jepang.

Pengambilan gambar untuk film La Tahzan ketika berada di Jepang mengambil lokasi di 3 prefektur, yakni Osaka, Kyoto dan Shiga. Walaupun telah melakukan survei beberapa kali sebelumnya ternyata dalam proses produksi yang kacau dan syutingnya pun berantakan.

Sebagai contoh, pada saat syuting di rumah susun ternyata mereka tak mengantongi izin resmi. Baru saja mengambil syut beberapa kali langsung terkena teguran keras. Permasalahan justru semakin rumit karena ternyata beberapa aku harus segera pulang sebelum proses produksi selesai karena masalah Visa. Tetapi semua kesulitan itu ditanggapinya dengan positif, bagi Suzuki proses produksi yang penuh dengan tantangan justru meninggalkan pengalaman dan proses pembelajaran yang luar biasa dalam.

Dalam menanggapi karya film Indonesia, Suzuki mengatakan jika karya-karya film nasional sangat variatif dan orisinal. Walaupun beberapa kali ia mendapati jika konsep dan sekenario benjolan bagus namun hal tersebut tidak didukung dengan waktu syuting yang cukup memadai.

Tetapi ia pun mengakui jika hal itu telah berubah sedikit demi sedikit dalam proses perkembangan film Indonesia. Saat ini telah banyak film Indonesia yang berkualitas dan mengedepankan proses syuting yang baik, saat ini telah banyak film yang memberikan waktu cukup dalam pelatihan skenario, sehingga ketika pengambilan gambar hendak berlangsung para aktor dan aktris telah siap 100%.

Laki yang telah 26 tahun tinggal di Indonesia ini  mempunyai hobi berenang Ia pun mengaku tidak mempunyai misi khusus tentang sepak terjangnya di dunia film Indonesia. Tetapi ia mempunyai keinginan untuk dapat mendidik generasi muda Indonesia agar dapat berakting dengan baik serta membuat film yang jauh lebih baik lagi.

? Saya ingin dapat menunjukkan semangat besar di Indonesia. Saya ingin dapat memperlihatkan karya original saya walaupun hanya sedikit. Ucap Suzuki.

 Tentang obsesi film yang ingin dapat ia produksi, Suzuki kemudian menyebutkan kisah seorang tokoh Srimulat yang telah dibunuh pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. ? walaupun berkesan serius saya ingin dapat membuat film tersebut dengan kemasan film komedi walaupun begitu pesannya tetap harus tersampaikan? terang Suzuki.

 

Profil Lengkap Suzuki Nobiyuki

Tanggal lahir ? 20 Juli 1963

Pendidikan ? Teatet Tokyo Kandenchi 1986 dan Institut Kesenian Jakarta jurusan Film

Filmografi

  1. Ohaka to rikon 1993
  2. Yasujiro Journey 2004
  3. Untuk Rena 2006
  4. Naga Bonar jadi 2 2007
  5. Cinta Setaman 2008
  6. Rumah Maida 2009
  7. Kawin Laris 2009
  8. Fugu, a Sushi Tales 2009
  9. Soegija 2011
  10. LanTahzan 2013
  11. Sang Kyai 2013
  12. Soekarno 2013
  13. Malam Minggu Miko Movie 2014
  14. 12 Menit untuk Selamanya 2014
  15. Battle of Surabaya 2015
  16. Tokyo Ghoul 2017

 

Serial Televisi ? Kelas Internasional season 3

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.