Berita Nasional Terpercaya

Haryadi Suyuti, Dukungan Sepupu dari Malaysia

0

HarianBernas.com ? Bangsa Indonesia dan Malaysia merupakan bangsa yang memiliki kesamaan rumpun. Memiliki keterpautan di banyak bidang, mulai hubungan formal kenegaraan maupun hubungan persaudaraan. Khusus kaitan dengan relasi persaudaraan, sosok Haryadi Suyuti yang merupakan calon Walikota Yogyakarta memiliki cerita tersendiri dengan saudara-saudaranya di negeri Jiran tersebut.

Sosok yang besar dalam keluarga Soejoeti ini boleh dikata keluarga para pejabat, tak hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri, khususnya Malaysia. Penamaan Soejoeti diambil dari nama kakeknya Abdullah Soejoeti, lalu sang ayah bernama Zarkowi Soejoeti merupakan para tokoh pada zamannya. Sejumlah prestasi hebat ditorehkan sang ayah. Zarkowi pernah menjabat sebagai Rektor IAIN Walisongo Semarang, Sekretaris Jenderal Departemen Agama serta duta besar (Dubes) di Kerajaan Saudi Arabia dan Siria.

“Soejoeti itu nama mbah kakung saya, dia seorang tokoh pada zamannya,” ujar Haryadi, saat ditemui di kediamannya Jalan Merpati, Demangan, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Dari keluarga Soejoeti ini, sang ayah merupakan anak ke tujuh dari sebelas bersaudara. Salah satunya ada Zanzawi Soejoeti yang juga merupakan mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UUI) Yogyakarta. “Nah, uniknya di keluarga saya namanya ada huruf Z semuanya,” ucap ayah dua putri, itu.

Tak hanya pada jalur sang kakek, Haryadi juga memiliki saudara sepupu, cucu dari saudara neneknya, yang kini menjabat sebagai Timbalan Perdana Menteri (TPM) Malaysia yaitu Datuk Sri Zahid Hamidi. 

“Setahu saya tahun lalu saat saya ke sana (Malaysia) masih merangkap sebagai Menteri Dalam Negeri. Dan juga merangkap Kepala Polisi. Di sana kan Polisi di bawah Mendagri,” ucap calon Walikota yang berdampingan dengan Calon Wakil Walikota Heroe Purwadi, itu.

Menurut Haryadi, sosok Datuk Sri Zahid Hamidi merupakan pejabat berdedikasi. Bagi keluarga Soejoeti sosok Zahid Hamidi bukanlah orang yang baru dikenalinya. “Itu orang Yogya saudara dari mbah putri saya, sepupu,” katanya.

Hubungan serta komunikasi keduanya pun sering dilakukan baik saat Haryadi menjabat sebagai Wakil Walikota maupun saat melanjutkan sebagai Walikota Yogyakarta. “Ya kadang-kadang sharing kaitan dengan pemerintahan,” bebernya.

Sebagai satu keluarga, Haryadi juga sering berkunjung ke Malaysia pun sebaliknya Zahid Hamidi juga terkadang menyempatkan waktu ke Yogyakarta. “Sering juga kita ketemu, kadang juga ketemu di sini (Yogyakarta),” ucap alumnus Administrasi Negara, Fisipol UGM itu.

Zahid Hamidi juga sering menanyakan kondisi pemerintahan maupun politik di Indonesia termasuk juga di Yogyakarta yang kini tengah menghadapi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota. Komunikasi terakhir, Zahid Hamidi mengutarakan dukungan dan supportnya kepada Haryadi dengan doa berhasil terpilih kembali memimpin Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.

“?Dia memberikan support, kirim doa dari keluarga di Kuala Lumpur mudah-mudahan, lancar, sukses dan bisa terpilih kembali sesuai harapan masyarakat?,” ucap suami Tri Kirana Muslidatun, itu.

Bagi Haryadi, lingkungan keluarga memberikan banyak inspirasi-inspirasi bagaimana menjadi orang yang bermanfaat baik untuk bangsa, negara maupun umat. Sang ayah yang juga merupakan ahli ilmu syariat banyak menitipkan pesan kepada anak-anaknya untuk bersikap jujur serta memiliki integritas tinggi. “Ayah saya sangat memperhatikan nilai-nilai agama yang harus dipedomani oleh anak-anaknya. Bahkan saya sendiri pernah mengenyam pendidikan Islam di SMP ?Al-Azhar Jakarta,” katanya.

Meskipun tumbuh di lingkungan keluarga yang berada, namun Haryadi sendiri mudah membaur dengan setiap orang. Dirinya juga tak ingin ada sekat-sekat sosial yang dimunculkan di tengah masyarakat.

“Teman saya itu banyak mas, karena memang saya dulu sekolahnya agak berantakan. Berantakan dalam arti sering berpindah-pindah sekolahan. Kalau pas musim reuni hampir semua ngajak reuni,” kata calon incumbent yang sukses melakukan sosialisasi dan memindahkan parkir dari taman jalan Malioboro ke gedung parkir Abu Bakar Ali.

Pria yang pernah menjabat sebagai salah satu Direktur di PT Sampoerna Tbk itu ?juga mengatakan ada yang janggal saat reuni, baik itu teman-teman tamatan SD sampai universitas. Menurutnya acara reuni terkadang menjadi ajang untuk menunjukkan kesuksesan pribadi. “Yang diomongkan biasanya tentang teman-teman yang sukses, mobilnya apa ada berapa, rumahnya bagaimana dan lain-lain,” katanya.

Menurut Haryadi, sebetulnya ajang reuni yang memper?temukan teman-teman satu alumni banyak manfaat. Selain untuk silaturahmi, reuni juga sebagai sarana untuk menguatkan teman lainnya yang belum sukses.

“Semisal kalau ada teman belum sukses, rumahnya sederhana ya nggak apa-apa kita pilih sebagai tempat reuni. Justru mereka yang perlu dibantu kita datangi kalau bisa bareng-bareng dicarikan jalan keluar agar taraf hidupnya meningkat. Bukan malah dihindari, harus cari tempat reuni yang rumahnya bagus dan luas,” ungkapnya.

Haryadi pun berpesan, seseorang dari keluarga mana pun dapat tumbuh menjadi orang sukses. Apakah dia dari lingkungan keluarga berada atau belum sejahtera. Semuanya sama saja. Sebab, hal yang paling mendasar adalah kekuatan dan semangat juang anak. “Jadi anak-anak di Kota Yogyakarta teruslah belajar dengan serius, gantungkan cita-cita setinggi-tingginya, semoga pada waktunya akan menjadi orang berguna bagi bangsa maupun agama,” tandas dia.?

Leave A Reply

Your email address will not be published.