Berita Nasional Terpercaya

Haryadi, Anak Pejabat yang Tetap Sederhana

0

HarianBernas.com – Berkat tempaan dari ayahandanya, Dr HC H Zarkowi Soejoeti serta sang ibu Hj Yayah Maskiyah, jiwa Haryadi Suyuti terbentuk menjadi  pribadi yang tidak mau menonjolkan diri, merasa lebih unggul dari orang lain.

Dalam perbincangannya beberapa waktu lalu, Haryadi mengakui sosok ayahnya yang pernah menjadi Rektor IAIN Walisongo Semarang, Sekretaris Jenderal Departemen Agama RI, Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Duta Besar RI untuk Republik Arab Suriah dan juga aktif pada organisasi Muhammadiyah itu, banyak memberikan inspirasi.

Nasihat yang dia petik, setiap pekerjaan maupun tugas-tugas organisasi harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Dari nasihat itulah Haryadi Suyuti kemudian menjadikannya sebagai prinsip hidupnya.

Sebelum memimpin Kota Yogyakarta, kiprahnya dalam berbagai organisasi maupun perusahaan-perusahaan besar, menjadikan suami dari Tri Kirana Muslidatun ini berprinsip segala sesuatu harus dilakukan dengan cara terbaik serta menghasilkan yang terbaik pula.

?Lakukan saja yang terbaik. Dalam sebuah organisasi harus ada peran. Hidup itu juga harus ada peran dan peran itu harus positif. Ora njuk hasile apik, umuk. Nggak begitu,? tutur pria kelahiran Yogyakarta 9 Februari 1964 ini.

Bapak dari dua putri, Karina Arifiani dan Kartika Zahra Salsabila itu mengakui, memimpin sebuah organisasi bukan menjadi pemimpin an sich, akan tetapi berbicara pada tatanan program.

Satu lagi, harus mau menerima masukan dari orang lain. ?Dalam organisasi, kita bisa berpendapat dan bisa juga mendengarkan pendapat,? ungkapnya.

Tatkala menjadi Ketua Keluarga Mahasiswa Administrasi Negara Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) kurun waktu 1985-1987, prinsip selalu mengerjakan yang terbaik dan meraih hasil yang terbaik, sudah dia praktikkan. Hasilnya, di bawah kepemimpinan Haryadi Suyuti, jalannya organisasi KM Fisipol UGM waktu itu terasa sangat dinamis.

Demikian pula ketika menjadi anggota Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY pada 2006-2010, Haryadi Suyuti menemukan tempat yang cocok untuk memberikan sumbangsih tenaga, waktu dan pikirannya bagi kemaslahatan umat.

Dengan kata kunci ?jalankan peran yang positif? itulah, Haryadi kemudian terpilih menjadi Kepala Bidang III Kepanitiaan Muktamar I Abad Muhammadiyah pada tahun 2010.

Sedangkan pesan ayahandanya agar selalu memberi perhatian kepada masyarakat, Haryadi mengaplikasikan pesan itu sewaktu menjadi Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota  Yogyakarta pada tahun 2007 hingga 2011.

Demikian pula saat menjadi anggota Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (2010-2014) maupun Wakil Ketua Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Yogyakarta (2010-2015).

Menurut Haryadi, banyak pelajaran yang dia peroleh dari ayahnya terkait usaha-usaha meraih kesuksesan. ?Saya diajarkan untuk survive dalam setiap kehidupan. Kehidupan itu beda-beda. Ada suka ada duka,? ungkapnya.

Yang juga tidak boleh dianggap remeh adalah menjaga harmonisasi. ?Sejak kecil saya diajarkan untuk menjaga harmonisasi,? kata dia.

Haryadi Suyuti mengakui, pilihan hidup itu memang kadang-kadang tidak disukai tapi sebenarnya itulah pilihan yang terbaik. ?Mungkin kamu ndak suka, tapi itu baik buat kamu,? ujarnya.

Sebaliknya, sesuatu yang paling disukai justru berakibat buruk. ?Contoh, ketika saya diterima di Administrasi Negara UGM. Saya sebetulnya ingin masuk Fakultas Teknik Geologi, karena bayangan saya bisa bekerja di perusahaan minyak pada era itu sudah bisa mandiri,? kata dia.

Uniknya, lanjut dia, begitu masuk diterima di Administrasi Negara, sesuatu yang tidak dia sukai itu ternyata memang baik. Terbukti, Administrasi Negara merupakan jurusan favorit waktu itu.

Di luar dugaan, rasio pendaftar juga sangat tinggi. ?Zaman angkatan saya tahun 1983, yang daftar 1.250 orang sedangkan pendaftar yang diterima kalau nggak salah 51 atau 56 orang,? ungkapnya.

Begitu lulus  dari UGM, Haryadi Suyuti terbilang cepat meraih karier. Berturut-turut dia bekerja sebagai Management Trainee PT Bank Sampoerna International (Sampoerna Group) Jakarta. Pekerjaan itu dilakoni setahun pada 1990 hingga 1991.

Kemudian, mulai tahun 1991 hingga 2006, dia bekerja di PT Finance Corpindo Nusa (Sampoerna Group) Jakarta (1991-2006). Berikutnya, Haryadi Suyuti menjadi Direktur Coorporate Finance & Goverment Relation PT Finance Corpindo Nusa (anggota BEJ & BES)  dari Sampoerna Group Jakarta pada tahun 2000 hingga 2003.

Haryadi Suyuti pernah menjadi anggota Komite Audit PT Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2003 kemudian menjadi Corporate Secretary BOD non Direktorat PT Indofarma (Persero) Tbk Jakarta pada tahun 2003 sampai 2006.

Leave A Reply

Your email address will not be published.