YOGYAKARTA, HarianBernas.com – Tangis seorang bayi beberapa detik menjelang pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan G258 menyentuh landasan Bandara Adisutjipto Yogyakarta, pada Rabu (1/2/17) malam, membuat sejumlah penumpang cemas. Dan ternyata, tangis bayi tersebut seolah memberi isyarat bahwa pesawat akan mengalami musibah. Dan ternyata benar, sesaat setelah tangis bayi itu pesawat pun menyentuh landasan dan langsung tergelincir yang membuat sejumlah penumpang menangis histeris.
“Saat landing tidak nyaman, sangat keras. Sebelumnya ada bayi menangis seakan pertanda tidak baik,” cerita Putu Putrayasa melalui telepon selulernya kepada HarianBernas.com dari dalam pesawat ketika telah mendarat.
Para penumpang pun langsung menangis histeris, terutama perempuan. “Pesawat masuk rumput jauh dari landasan. Sebagian penumpang kecipratan lumpur dari jendela pesawat,” kata Putu lagi
Putu Putrayasa yang mencoba menanyakan langsung kepada pilot penyebab tergelincirnya pesawat tersebut, tidak diizikan oleh pramugari. “Pramugari bilang belum bisa interview pilot,” kata Putu Putrayasa.
Menurut Putu Putrayasa, mereka seharusnya boarding pukul 17.30 WIB, namun baru terlaksana pukul 18.00 WIB dan tiba di Yogyakarta (landing pukul 19.50 WIB). Begitu mendarat pesawat tergelincir hingga keluar landasan pacu. Para penumpang pun menangis histeris karena suasana gelap gulita ditambah hujar deras, semantara kru pesawat meminta penumpang mematikan semua telepon seluler.
“Saya masih di pesawat ini. Banyak penumpang menangis histeris,” kata Putu Putrayasa, salah satu penumpuang pesawat Gasruda dengan nomor penerbangan G258 yang menghubungi HarianBernas.com dari dalam pesawat melalui telepon pukul 19.54 WIB.
Menurut Putu Putrayasa, sekitar 3 menit kemudian atau pukul 19.58 WIB, kru pesawat meminta penumpang untuk mematikan ponsel. “Sekarang sudah ramai, para penumpang menunggu tangga evakuasi,” kata Putu Putrayasa dengan suara bergetar.
Di tengah-tengah kepanikan penumpang, menurut Putu Putrayasa, ada kejadian lucu dimana ada di antara penumpang yang meminta ke toilet. “Permisi, apakah boleh ke toilet? Kalau tidak saya akan pipis di sini,” demikian suara seorang wanita.
“Kencing saja di sini,” kata penumpang lain. Dan seorang pramugari pun meminta penumpang lain tidak merekam peristiwa tersebut.
Menurut Putu Putrayasa, para pramugari sangat tenang, hanya mereka melarang penumpang untuk merekam peristiwa itu. Mereka melayani penumpang dengan baik,” kata pengusaha properti yang juga Direktur Utama PT Hebat Group Asia ini.
Beberapa pramugari mengaku bisa bersikap tenang dalam suasana penumpang panik karena mereka sudah terlatih dengan baik. “Kalau kami tidak terlatih dengan baik, tidak boleh terbang,” jawab seorang pramugari ketika ditanya penumpang 'kok tenang-tenang saja mbak?'