Berita Nasional Terpercaya

Unjuk Rasa Dalam Rupa Pagelaran Ketoprak Ini Diadakan Warga Urut Sewu, Kebumen

0

Kebumen,HarianBernas.com-Tanggal 16 April 2011, bagi petani warga Urut Sewu, khususnya di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen bisa disebut hari bersejarah bagi mereka. Tanggal dan bulan, serta tahun itu puncak dari konflik lahan di Kawasan Urut Sewu. Konflik antara TNI-AD dengan warga yang menggarap tanah di kawasan yang disebut Pemerintah sebagai tanah negara, tapi warga juga ada yang mengaku memiliki tanah.

Peringatan pembubaran unjuk rasa oleh anggota TNI AD dengan menggunakan tembakan, oleh warga disebut Tragedi 16 April, hari Minggu (16/4) diperingati warga Urut Sewu di Lapangan Desa Setrojenar. Warga mengemas unjuk rasa dengan pertunjukan ketoprak. Hal itu tampak dalam beberapa dialog ketoprak itu menggambarkan banyak hal yang terjadi di Urut Sewu selama ini.

Pemain ketoprak yang berasal Mirit, juga Kawasan Urut Sewu, cukup profesional sebagai seniman dalam membawakan lakon yang tidak lepas dari kehidupan warga yang menggarap tanah di kawasan yang disengketakan, dengan keseharian mereka mengarap lahan. Beberapa kali dialog pemain ketoprak menyebutkan tanah sengketa itu subur ditanami semangka. Dialog juga menyebut, warga terusik dengan sengketa lahan itu.

Warga Urut Sewu yang mengikuti peringatan 16 April, duduk lesehan di sebuah tratag yang disediakan panitia peringatan itu. Mereka yang tidak kebagian tempat di dalam di tratag, duduk lesehan di luar tenda. Warga tampak mengikuti adegan demi adegan ketoprak, yang menggambarkan kehidupan petani penggarap lahan sengketa.

Spanduk panjang yang berbahan mori terlihat sudah usang, dipasang tak jauh dari tempat pementasan ketoprak. Isi spanduk di antaranya, penolakan warga adanya sertifikasi tanah di kawasan itu oleh TNI, serta pemagaran lahan oleh TNI.

Tidak tampak pengamanan ketat dari TNI dan Polri. Tiga puluhan anggota Kodim 0709 Kebumen dan Polres Kebumen, lebih banyak duduk santai di luar pergelaran ketoprak. Sebagian besar tidak berpakaian dinas. Mereka mengikuti pertunjukan itu dari kejauhan.

Peristiwa 16 April 2011, merupakan klimaks dari konflik antara TNI-AD dengan warga penggarap tanah sengketa. Sebelum kejadian, hampir tiap hari selama sepekan, warga menggelar unjuk rasa di Komplek Kantor Perwakilan Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) di Setrojenar. Peristiwa itu berawal dari  penolakan warga ketika Dislitbang TNI AD akan melakukan uji coba meriam baru milik TNI-AD.

Unjuk rasa warga berlanjut, juga diwarnai anarkis warga dengan pembakaran gudang amunisi dan gardu pandang milik Dislitbang TNI AD, seakan dibiarkan Polres Kebumen sehingga pada 16 April 2011, anggota TNI AD melakukan tindakan represif. Beberapa warga setempat terkena tembakan. Tidak ada korban jiwa meninggal pasca penembakan untuk membubarkan warga. (nwh)

Leave A Reply

Your email address will not be published.