Berita Nasional Terpercaya

Di Masa Disruptif Ini, Industri Apapun Alami Kocok Ulang

0

Bernas.id – Hendrik Lim, MBA menyebut ada banyak pengalaman yang memberinya pelajaran, terutama pengalaman yang membuatnya terseok-seok. Pada masa seperti itu akan ada banyak sekali penyingkapan, pewahyuan (revealation) atas apa yang dikerjakannya.

?Amat sering, dalam pengalaman pribadi saya, ketika seseorang terlalu optimis, dan hanya mengandalkan kekuatan dan pemikirannya sendiri, kemungkinan besar ia akan terjerembab. Masa-masa di mana bisnis suram dan kehidupan terasa sesak serta gelap gulita itu adalah masa penempaan yang paling baik. Meskipun saya tidak ingin, masuk dalam fase yang sama lagi, tapi fase-fase yang bisa kita sebut ?the darkest hour? itu sering kali menjadi titik balik, turning around kehidupan. Di situlah misterinya,? ungkapnya ke Bernas.

Diceritakannya pengalaman titik balik lainnya ketika harus diperhadapkan pada fakta keadaan, situasi, dan prinsip-values. ?Mana yang harus dipegang dan dipertahankan. Seberapa jauh kita, berani berkorban untuk nilai dan prinsip yang kita pegang. Seringkali, terlalu gampang kalau bicara prinsip dan values sampai pada ketika kita harus mempraktekanya. Untuk mempertahankannya, ia akan ?meminta harga? yang amat mahal. Seseorang yang sering ngomong ?values? dan prinsip?, tetapi belum pernah merasakan betapa mahal ongkos yang harus dibayar, boleh dibilang belum tahu apa itu values dan prinsip,? tuturnya.

Entreprenur ini pun menyampaikan pengalaman unik di pekerjaannya.?Dekade lalu, saya bekerja sebagai kaum profesi, pernah tercatat sebagai presiden direktur di salah satu anak perseroan Djarum Group, bidang ritel dan distribusi.  Kemudian menjadi senior executive di Texmaco Group,  akhirnya  usaha sendiri. Usaha sendiri pada awalnya bidang tekstil dan product textiles, kemudian mendirikan usaha bidang konsultan manajemen. Ketika kita kerja dengan orang lain, (sebagai kaum profesi), kita sering terbuai dengan ilusi bahwa kalau orang kerja sendiri, akan lebih nikmat dan sejenis sweet dream itu. Padahal, belum tentu. Masing- masing jenis kerjaan punya tantangan, kesenangan dan lika-likunya sendiri. Menjadi kaum profesi, dalam arti bekerja untuk orang lain pun, bisa mendatangkan kepuasan yang amat besar,? bebernya.

Dalam bidang sebagai konsultan manajemen, konsultan bisnis ini banyak menulis dan menerbitkan buku, khususnya genre manajemen. ?Sampai saat ini, ada sekitar 15 judul. Mungkin sekitar 10 buku pertama, diterbitkan oleh Kompas Gramedia publisher group. Selebihnya melalui penerbitan Defora Publishing. Yang unik, saya tidak pernah membayangkan kalau minat baca dan beli buku itu sebegitu rendahnya. Orang bisa mengeluarkan Rp 200 ribu untuk makan siang, atau satu juta untuk sebuah pakaian, tetapi tunggu dulu, kalau harus mengeluarkan Rp 200 ribu untuk beli buku, susahnya minta ampun. Begitu juga kegairahan untuk learning melalui pelatihan pelatihan amat terbatas. Keberanian untuk investasi dalam pembelajaran sangat rendah, namun pada saat yang sama, amat royal dalam life style expenses. Jadi, untuk survive dan berhasil dalam bidang jasa manajemen, harus benar-benar putar otak dan inovatif,? katanya.

Untuk permasalahan yang paling sering dihadapi dalam pekerjaan, ia menyebut mind-set. ?Permasalahan paling besar ya  mind-set. Sering kali, kita tergoda untuk bergerak kalau banyak hal sudah diketahui dengan alasan untuk meminimalisir resiko. Pada hal seperti itu tidak pernah bisa terjadi.  Dalam ranah bekerja sebagai entreprenur, menjalankan bisnis sendiri, amat sering, kita harus mengandalkan faith, iman, dan keyakianan. Hal-hal yang tidak bisa dirasionalisasi misalnya harus berani jalan dulu, kerjakan dulu, dan soal macam-macam hal yang merintangi, nanti kita sikat saja dan konfrontir. Dan amat sering, berbagai intimidasi atau potensial problem yang kita khawatirkan itu tidak terjadi,? tukasnya.

Lulusan MBA (Management of Technology) dari Asian Institute of Technology ini menyebut memasuki masa yang disruptif menjadi tantangan pekerjaan yang  akan hadapi.

?Memasuki masa yang amat disruptif ini merupakan kesempatan yang amat baik. Berbagai goncangan datang. Dan hal itu akan asyik sekali. Mengapa begitu, itu artinya setting dan struktur industri, pada bidang apapun industri tersebut, akan terjadi ?kocok ulang?. Banyak pemain baru yang masuk dan pemain lama yang gugur. Dengan begitu ada kesempatan besar yang tersedia bagi para pendatang baru, menerobos barrier ini dan menapakan diri mereka di papan atas.  Pada dekade sebelumnya, kesempatan seperti ini jarang sekali terjadi. Dulu industri apapun yang Anda akan masuki, ada 4-6 pemain inti di situ, yang menguasai pasar dan mereka telah ada di sana puluhan tahun,tapi pernah bisa digoyang. Kini, amat mudah untuk mendepaknya,? paparnya.

Ia pun meyakini bahwa bidang yang digeluti ini penting dilakukan dan dibagikan kepada masyarakat. ?Masyarakat kita pada umumnya  amat jarang memikirkan strategi. Mungkin karena Negara kita kaya alamnya, jadi citizennya tidak harus memikirkan strategi. Dan ketika menjalankan bisnis, stragegi juga amat jarang dipikirkan. Toh tanpa strategi saja umumnya bisnis sudah bisa jalan. Itu dulu. Kini semua hal akan berubah. Jadi bidang yang berkaitan dengan strategic management, transformasi dan organizational changes, akan menjadi faktor yang amat menentukan dalam menentukan masa depan perseroan. Itu berarti, masa depan bisnis dan ekonomi. Itu berarti masa depan kemajuan bangsa,? urainya.

Pengagum sosok Ciputra ini memberikan inspirasi dan sarannya kepada orang lain yang membaca kisahnya ini. ?Tidak ada orang kelihatan ?besar dan hebat?, yang tidak babak belur sebelumnya.  Hal -hal seperti itu kadang menjadi perlu. Karena pada masa proses pembentukan seperti itu, pondasi kita sedang diperkuat. Tidak sulit mengangkat level kehidupan kita naik ke atas; dalam arti tidak dibutuhkan waktu yang lama. Yang sering lama dan menantang syaraf kesabaran adalah proses penantian. Kadang bisa begitu lama. Namun, kalau kita punya vision dan dream, suatu saat pasti tembus. Untuk menjadi Speaker dan Management Consultan seperti saya sekarang ini, waktu penempaannnya amat lama dan bisa mengintimidasi keyakinan kita selama proses. Di situlah kita harus pintar-pintar mengelola dan menggantungkan  harapan. Untuk saran, semua pencapaian menuntut 2 hal, yaitu orientasi pada proses dan hasil. Selama proses penempaan, kita dibentuk agar menjadi kokoh. Dan orientasi pada hasil atau output, memastikan kita memeriksa efektivitas setiap langkah yang kita kerja supaya kita tidak hanya sibuk saja, tetapi tidak ada hasil,? paparnya.

Penyuka hobi golf ini membocorkan rencana dalam waktu dekat dan impiannya ke depan. ?Menjadi Management-Business Leadership Speaker di kancah global, yang berasal dari Indonesia. Juga mendirikan perusahaan yang pekerjanya umur 58 tahun ke atas, para pensioner. Untuk impian terbesar ke depan, menjadi  Corporate Transformation Specialist. Membuat perseroan-perseroan Indonesia  menjadi kelas dunia,? pungkasnya. 

Leave A Reply

Your email address will not be published.