AAC-2: Karakter Fahri Bukan Malaikat, Simak Penjelasannya!
Bernas.id – Ayat-Ayat Cinta merupakan film fenomenal, sehingga tak heran jika masyarakat begitu antusias menantikan sekuelnya selama 9 tahun. Ditambah lagi soundtrack untuk film ini dibawakan oleh penyanyi-penyanyi ternama yang membuat film ini tampak begitu hebat. Nyatanya setelah dirilis pada 21 Desember tahun lalu, film Ayat-Ayat Cinta 2 malah menuai banyak kritikan dari netizen. Salah satu kritikan yang dilontarkan adalah Fahri digambarkan terlalu sempurna bak malaikat. Ternyata persoalan Fahri yang tampak seperti malaikat sudah pernah dibahas oleh Kang Abik (penulis novel AAC) pada tahun 2008 silam.
Beliau menepis anggapan tersebut. Menurut beliau, sosok Fahri masih kalah hebat dengan tokoh-tokoh jaman dahulu. Beliau juga beranggapan banyak orang yang menganggap Fahri terlalu sempurna karena sekarang ini masyarakat lebih sering dilihatkan pada tokoh yang bukan teladan. Beliau juga menyampaikan Fahri adalah tokoh fiksi yang mempunyai sifat dari beberapa tokoh lekatan atau tokoh asli yang sifatnya dimasukkan pada karakter Fahri. Tokoh-tokoh tersebut antara lain K.H. Agus Salim, Kyai Munawwir Krapyak dan juga Syaikh Abdul Halim Mahmud.
K.H. Agus Salim adalah pahlawan Indonesia asal Sumatera Barat. Salah satu kelebihan beliau adalah fasih berbicara dalam sembilan bahasa asing. Selain Bahasa Indonesia beliau juga mengusai Bahasa Belanda, Arab, Jepang, Inggris, Jerman, Prancis, Turki, Mandarin dan Latin. Selain itu Agus Salim juga diplomat ulung yang humoris. Sehingga, jika beliau diledek tidak langsung marah melainkan membalas dengan ledekan intelektual.
Fahri digambarkan sebagai pemuda hafal Qur?an yang mengusai qira?ah sab?ah. Inspirasi ini didapat dari Kyai Munawwir Krapyak. Tapi tentu saja berbeda dengan Fahri, Kyai Munawwir mempunyai banyak murid dan menghasilkan generasi-generasi Qur?an di negeri ini. Bahkan jika dirunut mungkin tilawah yang kita baca ini mulainya dari beliau.
Sedangkan Syaikh Abdul Halim Mahmud adalah Syeikhul Azhar yang awalnya orang desa yang merantau ke ibu kota Mesir, Kairo. Sama seperti Fahri yang menjadi sukses di tanah rantau. Abdul Halim kuliah di Al-Azhar Fakultas Ushuluddin Jurusan Filsafat dan menjadi lulusan terbaik di angkatannya. Begitu juga saat S2 beliau menjadi lulusan terbaik sehingga mendapat beasiswa ke Sorbonne. Saat itu beliau tidak bisa Bahasa Prancis namun dengan tekad kuat beliau berhasil menguasainya dalam waktu 3 bulan.
Karakter Fahri yang tidak segan menolong orang yang bahkan memusuhinya seharusnya tidak asing bagi umat Islam. Karena karakter tersebut ada pada Rasulullah, figur teladan sepanjang masa. Jadi, jika masih ada yang merasa Fahri adalah malaikat, coba buka lagi sejarah pada jaman Rasulullah. Banyak kebaikan yang bisa kita ambil di sana baik untuk orang muslim maupun nonmuslim. Sekali lagi, Fahri bukan malaikat namun, sosok yang sudah jarang kita temui pada jaman ini.
Bukan berarti tidak mungkin, kamu mau jadi Fahri yang selanjutnya? Tapi harus setia ya!