Seharusnya Tidak Ada Alasan untuk Tidak Menulis karena Ini
Bernas.id – Salah satu alasan seseorang yang enggan untuk menulis adalah tidak begitu paham dengan kepenulisan, padahal kemampuan berbahasa Indonesia sudah didapatkan sejak aktif di sekolah.
Berdasarkan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa, menulis adalah skill yang menempati urutan keempat atau menempati urutan yang terakhir, artinya untuk menguasai kemampuan menulis, seseorang harus sudah banyak mendengarkan, berbicara dan membaca.
Baca juga: Pengertian Interpretasi, Tujuan, dan Macam-macamnya
Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, seorang pelajar sudah diajari empat keterampilan berbahasa tersebut dari pendidikan dasar hingga pendidikan tingkat atas yang jumlah keseluruhannya berjumlah 12 tahun.
Apabila selama 12 tahun, kita sudah belajar tentang dunia tulis menulis, bukankah seharusnya sudah tidak ada alasan untuk tidak menulis? Bukankah seharusnya sudah tidak ada alasan untuk mengatakan tidak menguasai tata cara dalam menulis?
Dari kelas satu Sekolah Dasar (SD) seorang pelajar sudah diasah kemampuan mendengarnya dengan mendengarkan dongeng, menyebutkan isi cerita yang merupakan keterampilan berbicara dan memahami teks pendek yang merupakan pelatihan keterampilan membaca. Di kelas selanjutnya mereka mulai belajar tentang kaidah dasar penulisan bahasa Indonesia, menyusun kalimat percakapan, memahami kalimat pengandaian, bahkan sudah mulai diajarkan untuk kritis terhadap informasi, yaitu dengan mencatat informasi pokok dari media yang dia dengarkan atau baca.
Baca juga: 18 Jenis Konjungsi, Pengertian, dan Contoh Kalimat Terlengkap
Di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) seorang pelajar sudah diajarkan bagaimana menulis laporan hasil observasi, kaidah-kaidah bahasa Indonesia, memilih kata atau diksi yang tepat dalam teks sederhana, menuliskan cerita fiksi, melakukan kritik terhadap fakta, tata cara menuliskan slogan dan poster yang menarik, bahkan menuliskan materi pidato yang formal dalam suatu acara resmi.
Di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) seorang pelajar memperdalam kembali kembali tentang tata pembentukan kata, tata kalimat, paragraf, karangan, bahkan tata makna dan kesusastraan yang sudah mencapai tingkat paling tinggi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Dari segala macam kemampuan belajar bahasa yang sudah mereka dapatkan, seharusnya mereka sudah tidak lagi memiliki kendala dalam menuliskan apapun ketika dewasa. Bahkan, mereka sudah bisa langsung berprestasi dalam dunia tulis menulis sejak mereka menjadi pelajar, yaitu ketika mereka mendapatkan tugas-tugas dari guru.
Ketika semua bekal sudah didapatkan, segerakan untuk membuang alasan-alasan yang menghambat kinerja otak dalam mengeluarkan ide-ide tulisan. Bukalah kembali files pelajaran dari guru yang sudah didapatkan, jangan biarkan terbuang sia-sia.
Baca juga: Tinjauan Pustaka: Pengertian, Manfaat, Cara Membuat, dan Contohnya
Segerakan mencoba untuk berkarya!
Sekarang juga!