Bernas.id – Kegiatan menonton televisi merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi semua orang, termasuk anak-anak. Menonton televisi bagi anak menjadi salah satu kegiatan di dalam rumah yang dapat dilakukan sambil duduk, tiduran bahkan ada yang sambil bermain telepon selularnya.
Bagi sebagian orang tua televisi dianggap sebagai sarana yang ampuh dalam menangani anak yang rewel, sulit makan, bosan dan lain-lain. Orang tua beranggapan dengan memberikan fasilitas televisi untuk anak di rumah dapat membantu dirinya 'mengasuh' anak-anaknya di rumah. Hal ini bukan membantu orang tua dalam pengasuhan anak, tetapi akan menimbulkan masalah baru.
Masalah baru yang timbul akibat orang tua membiarkan anaknya menonton televisi tanpa pengawasan, antara lain:
1. Anak menjadi malas bergerak;
Dengan menonton televisi, apalagi dilakukan sambil tiduran, membuat anak malas untuk bergerak. Dia akan malas beranjak dari tempatnya dengan alasan tidak mau acara televisi kesayangannya terlewat.
2. Anak mulai meniru tingkah laku yang buruk;
Tingkah laku yang diperihatkan oleh tokoh, baik animasi maupun manusia tidak semua dapat dicerna dengan baik oleh anak. Ada tingkah laku yang tidak pantas terlihat, anak lalu menirunya tanpa dicerna lagi.
3. Anak mudah terserang penyakit;
Anak yang kesehariannya selalu menonton televisi cenderung terserang beberapa penyakit, seperti obesitas. Hal ini dikarenakan anak malas bergerak, sehingga makan, minum susu, tidur di depan televisi akibatnya menjadi obesitas. Selain itu mata juga mengalami gangguan, hal ini dikarenakan mata anak dibiarkan menonton televisi secara berlebihan.
4. Anak menjadi malas belajar;
Bila anak sudah masuk usia sekolah, dengan menonton televisi tanpa pengawasan mengakibatkan anak menjadi malas belajar. Yang ingin dilakukan hanya menonton televisi saja.
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk mengatasi masalah ini? Yaitu dengan Membatasi Anak Menonton Televisi.
Sebagai orang tua sejatinya dapat mengendalikan kegiatan anak, termasuk kegiatan menonton televisi. Bukannya melarang menonton televisi tetapi membatasi kegiatan anak menonton televisi. Bagaimana caranya membatasi anak menonton televisi? Orang tua dapat melakukan hal-hal berikut ini, antara lain:
1. Mengajak anak beraktivitas di luar ruangan;
Seperti olah raga, bermain bersama teman-teman sebaya. Atau jalan-jalan di sekitar perumahan bersama orang tua.
2. Mengajak anak mengerjakan pekerjaan rumah bersama;
Memasak bersama anak dapat dilakukan untuk mengalihkan menonton televisi, atau kegiatan yang lain, seperti membersihkan rumah dan kegiatan lain, sehingga waktu menonton televisi dapat berkurang.
3. Mengajak anak membaca buku;
Membaca buku merupakan salah satu kegiatan yang efektif untuk mengalihkan anak dari menonton televisi, apalagi bila mengajak anak ke perpustakaan umum atau toko buku. Hal ini akan mengalihkan anak dari menonton televisi.
4. Mengatur jadwal menonton televisi;
Buatlah jadwal untuk anak menonton televisi, misal boleh menonton televisi hanya saat libur saja. Awalnya memang sulit, apalagi untuk anak yang sudah kecanduan televisi. Tetapi bila dilakukan dengan pendekatan yang baik, maka anak akan terbiasa dengan peraturan yang orang tua berikan.
5. Menonton televisi bersama orang tua;
Dampingi anak dalam menonton televisi, jangan biarkan anak menonton sendiri tanpa pengawasan! Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari televisi. Selain itu, akan meningkatkan kedekatan dan keharmonisan orang tua dan anak.
Jika orang tua berhasil membatasi anak menonton televisi, ini yang akan terjadi:
1. Anak lebih aktif bergerak;
Dengan membatasi anak menonton televisi, anak akan mencari kegiatan lain yang membuat tubuhnya bergerak, seperti main layangan, bersepeda atau bermain perang-perangan bersama adik, kakak atau teman-teman. Tentunya lebih seru dan tubuh bergerak lebih sehat.
2. Anak menjadi lebih sehat;
Anak yang banyak gerak dan beraktivitas tentu lebih sehat dibandingkan dengan anak yang hanya berdiam saja sambil menonton televisi. Mata segar melihat pemandangan yang hijau, tubuh bugar karena banyak bergerak.
3. Konsentrasi belajar meningkat;
Dengan dibatasinya anak menonton televisi, membuat pikiran anak lebih terfokus pada pelajaran di sekolah, tidak terganggu dengan acara-acara televisi yang berkelanjutan sehingga membuat penasaran ingin menonton terus menerus.
4. Tingkah laku terkontrol.
Tingkah laku anak yang dibatasi menonton televisinya akan lebih terkontrol dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibiarkan bebas menonton. Hal ini dikarenakan anak yang dibatasi menonton televisinya tidak lagi terpengaruh untuk meniru tingkah laku dari acara televisi yang tidak baik.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa ada hal-hal buruk yang mempengaruhi tumbuh kembang anaknya. Termasuk akibat dari menonton televisi. Televisi diharapkan menjadi sarana untuk menyampaikan informasi dan hiburan yang positif, terutama untuk anak-anak. Oleh karena itu, orang tua perlu membatasi anak dari menonton televisi, sehingga waktu yang ada dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk tumbuh kembang anak.