Berita Nasional Terpercaya

Putu Putrayasa: Belajar dari Kegagalan itu Perlu

0

Bernas.id – Kegagalan tampaknya selalu menjadi momok yang menakutkan bagi setiap orang, terutama perintis bisnis yang telah bergerak dari usia belia. Beberapa orang terkenal yang kini telah sukses juga pernah menjadi kawan dekat kegagalan. Mereka umumnya mencicipi jutaan kegagalan untuk memperoleh satu keberhasilan akbar. Bahkan, tak jarang yang merasakan depresi kepanjangan hingga ingin mengakhiri nyawanya. Semuanya itu membuat mereka merasa perlu banyak-banyak bersyukur dan belajar, terutama menaklukkan tantangan dan memetik hikmah atas peristiwa yang pernah dialami.

Baca juga: Apa Itu Jurusan Sistem Informasi? Inilah Mata Kuliah dan Prospek Kerjanya

Putu Putrayasa selaku CEO Bernas Media Group dan inovator program “Sejuta Rumah, Seribu Pengusaha” menceritakan perihal usaha kerasnya mentas dari kegagalan. Sempat dilanda kebangkrutan pada 2005 nyatanya memberikan Putu tambahan nyawa di masa depan. Putu menjadi sosok yang banyak belajar dari apa yang telah dialaminya masa lalu. Putu menuturkan bahwa kegagalan terbesar yang pernah ia alami itu dimulai saat ia ingin membangun kampus impiannya.

Berasal dari keluarga tak mampu membuat Putu termotivasi untuk membangun kampus yang menyediakan banyak beasiswa, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Bahkan ia sempat putus sekolah saat lulus dari SMP. Dengan susah payah Putu mencari beasiswa untuk melanjutkan sekolah, bahkan akhirnya dapat menikmati bangku kuliah atas jerih payahnya selama ini.

Ketika modal membangun kampus dirasa cukup, realisasi cita-cita Putu ini justru terkendala dana pasca peletakan batu pertama. Pada tahun 2001, uang sebesar tujuh puluh lima juta nyatanya belum mampu mewujudkan impian Putu untuk membangun kampus idamannya. Pembangunan itu terhenti, meski ia telah berupaya menggenjot gerak ketujuh toko komputernya.

Baca juga: 5 Universitas Jurusan Sistem Informasi Terbaik di Indonesia

Pada tahun 2005, Putu nyaris bangkrut, dengan kondisi hutang lebih banyak ketimbang aset yang dimiliki. Keadaan fisiknya bahkan sempat drop. Saat bertemu banyak orang dan mendapatkan telepon, ia seringkali merasa mual karena beban dari impiannya yang tertunda itu. Namun, berkat dukungan orang terdekatnya, terutama sang istri, Putu berhasil bangkit lagi. Meski semua aset berharganya telah terjual, Putu menyadari masih ada satu hal yang tetap bisa dimanfaatkan untuk menambal semua hutang-hutangnya, yaitu keahliannya menjual. Putu beralih ke bisnis MLM, walau ia menuturkan profesi itu demikian dihindari banyak orang.

“Kemampuan menjual inilah yang membantu saya menutup hutang-hutang dan terbebas dari hutang-hutang yang menjerat saya saat itu. Bisnis MLM ini membuat saya mampu mengembangkan kepemimpinan dan kerjasama tim. Secara pribadi juga tidak membebani perusahaan,” tuturnya.

Selama lima tahun lamanya, Putu menyusun kembali puing-puing impiannya yang tersisa. Dukungan pasangan dan doa orang tua menjadi salah satu poros pergerakan Putu mengatasi kegagalannya itu. Tepat di tahun 2010, Putu mentas dari hutang-hutangnya dan mampu membangun kehidupannya yang baru. Hingga saat ini, Putu meyakini bahwa rasa syukur yang besar dan belajar dari pengalaman dapat menjadi obat penawar bagi setiap kegagalan yang dialami manusia.

Baca juga: 14 Universitas Jurusan Teknik Informatika Terbaik di Indonesia

Leave A Reply

Your email address will not be published.