Berita Nasional Terpercaya

Siapa Penantang Jokowi di 2019?

0

Bernas.id – Hingga awal Maret ini, lima bulan menjelang pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden, satupun partai belum ada mendeklarasikan secara resmi siapa yang akan menantang Jokowi di pemilihan pesiden 2019 mendatang. Prabowo yang diharapkan oleh pendukungnya ternyata masih menunda mendeklarasikan dirinya atau orang pilihannya sebagai calon Presiden dari Partai Gerindra. Padahal para pendukungnya sudah getol dan tidak sabaran. Semua kader Gerindra ingin Prabowo bertarung kembali melawan Jokowi. 

Baca juga Ada Wacana Jadi Cawapres Jokowi di Pilpres 2019, Ini Jawaban Prabowo Subianto

Mereka yakin akan pendapatnya itu. ?Seratus persen,? ujar Fadli Zon, wakil ketua DPR ini suatu saat. Kegagalan beberapa kali dalam mencalonkan diri bukan alasan bagi Prabowo untuk mundur. ?Presiden Abraham Licoln saja berkali-kali gagal, biasalah itu dalam hidup ini gagal,? jelas Fadli Zon ketika ditanya media keseriusan Prabowo untuk kembali mencalonkan diri setelah beberapa kali gagal. Sepertinya Fadli Zon yakin sekali bahwa Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai penantang Jokowi.

Jika melihat gelagatnya, Prabowo sendiri sepertinya masih berhitung. Selain berhitung untuk maju sebagai calon Presiden yang yang lebih penting adalah siapa yang akan menjadi wakilnya nanti. Karena ini sangat perlu untuk mendongkrak suara selain kecocokan dengan presiden tentunya. Sebagaimana kita tahu, partai politik sebenarnya gagal dalam melakukan pengkaderan. Partai politik seharusnya mampu menjadi kawah candradimuka untuk menggodok seseorang menjadi pemimpin. Tapi yang ada semua partai berpikir pragmatis. 

Baca juga Nusron Wahid: Jokowi Perhatian Agar Golkar Bersatu Ikut Pilpres

Bagaimana caranya meraup suara sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan kapasitas orang yang diajukan sebagai pemimpin. Itulah yang membuat calon Presiden di Indonesia untuk periode pemilihan berikutnya hanya mampu mengajukan Jokowi dan Prabowo Subianto. Tidak ada calon lain yang kuat untuk diajukan sebagai calon alternatif. Sementara itu, calon Presiden juga susah untuk mendapatkan siapa yang akan mendampinginya.

Salah satu pengurus pusat Partai Gerindra berharap Prabowo Subianto mendeklarasikan dirinya pada saat kampanye media massa pada Pilkada serentak nanti tanggal 10 Juni 2018, menjelang akhir kampanye, tepatnya dua bulan ketika calon Presiden dan calon Wakil Presiden didaftakan oleh partai pendukungnya ke KPU. 

Baca juga Pilkada 2018, Pulau Jawa Jadi Pertaruhan Jokowi di Pilpres 2019

PDI-P dan partai koalisinya sudah maju selangkah. Jokowi yang diajukan oleh PDI-P ini disokong oleh Partai Nasdem, Hanura, Golkar, dan PPP. Mereka tinggal menentukan pilihan siapa yang akan mendampingi Jokowi nanti. Ini juga menjadi persoalan bagi PDI-P. Karena PDI-P perlu berhitung dengan cermat siapapun yang akan menjadi Calon Presiden sangat penting untuk keberlanjutan kiprahnya di pemerintahan. Jokowi tidak mungkin maju lagi di tahun 2024 jika memang memenangkan kontestasi ini pada 2019. Otomatis Wakil Presiden berpeluang memiliki kans untuk maju sebagai calon Presiden berikutnya. Jika diberikan kepada salah satu partai, belum tentu nanti mereka tetap berkoalisi kembali. Sementara partai koalisi sudah menyorong-nyorongkan kadernya untuk mendampigi Jokowi. Inilah yang membuat PDI-P galau.

Baca juga PDIP Dukung Jokowi di Pilpres 2019, #T3tapJokowi Menggema di Twitter

Akan halnya dengan Prabowo Subianto yang gesit melakukan lobi-lobi ke partai yang akan berkoalisi menjadi sangat penting, karena Demokrat sepertinya mulai bermain lagi dengan Poros Tengahnya. Kalau PKS sudah dapat dipastikan bergabung dengan Prabowo. Tapi apakah calon Wakil Presiden dari PKS? Belum tentu juga. Sementara itu PKS sudah mempersiapkan kadernya untuk mendampingi Prabowo Subianto. Mereka menyiapkan Sohibul Imam Wiranu, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta dan Tifatul Sembiring. Mereka yakin kadernya mampu mendampingi Prabowo Subianto. Sementara itu PAN juga sudah mempersiapkan Calon Presiden jika diminta bergabung dengan Gerindara. Salah satunya adalah  Zulkiefli Hasan.

Melihat peta koalisi di atas, apakah hanya Prabowo Subianto yang akan menjadi lawan Jokowi nanti? Dimana posisi Demokrat dalam hal ini? 

Baca juga Demokrat Segera Deklarasikan AHY Untuk 2019

Partai Demokrat seperti biasanya, mulai memainkan kartu truft sebagai daya tawar untuk Jokowi dan Prabowo Subianto (jika mungkin). Meskipun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah sowan ke Jokowi beberapa waktu lalu, belum tentu dapat dikatakan sebagai isyarat untuk bergabung. Demokrat sebenarnya sedang menghitung kekuatan Jokowi (Koalisi Indonesia Hebat, KIH) dan Prabowo (Koalisi Merah Putih, KMP). Tidak tertutup kemungkinan Demokrat akan membuat Poros Tengah dengan mengajak koalisi partai papan tengah dan bawah seperti  PKB dan partai yang baru. Terutama partai baru milik trah Soeharto yang ingin berkuasa lagi di Indonesia setelah tenggelam selama 20 tahun. Mereka tentu akan berhitung pula kemana akan berkoalisi. Poros Tengah sepertinya bagian dari incaran mereka.   

Baca juga Poros Islam di Pilpres 2019, Golkar: Kita Tak Campuri Manuver Partai Lain

Jika ini terjadi maka besar kemungkinan AHY akan maju sebagai calon Presiden dari Poros Tengah. Padahal kita tahu, AHY baru saja belajar berpolitik setelah keluar dari dinas kemiliterannya dan gagal pada saat Pilkada DKI tahun lalu. Siapa yang akan mendampinginya nanti? Kemungkinan besar Muhaimin Iskandar yang sudah lebih dahulu mendeklarasikan diri sebagai Wapres Zaman Now. 

Baca juga Siapa Pendamping Jokowi di Pilpres 2019?

Sebagai variasi untuk memecah suara bolehlah, daripada kita disodori lagi dua calon Presiden yang sama dengan periode lalu, tapi kali ini ada tiga calon Presiden.  Dengan demikian Jokowi akan ditantang oleh veteran senior Prabowo Subianto dari zaman old dan veteran junior AHY dari zaman now. Sipil ditantang oleh dua militer sekaligus. Untuk itu Jokowi musti berhitung benar siapa yang akan menjadi wakilnya nanti. Ini baru soal sipil-militer. Belum lagi soal politik identitas, antara ekstrim kanan dan nasionalis.(RT)

Leave A Reply

Your email address will not be published.