Berita Nasional Terpercaya

Poros Ketiga Sebagai Pemusnah Kejenuhan Politik Selama Ini

0

Bernas.id – Jelang pelaksanaan Pemilu 2019, santer berhembus wacana pembentukan koalisi poros ketiga. Wacana poros ketiga semakin kuat karena calon presiden di Pilpres 2019 masih berkutat di dua nama saja: Joko Widodo atau Jokowi dan Prabowo Subianto.

Salah satu partai yang mewacanakan poros ketiga adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai pimpinan Muhaimin Iskandar ini mewacanakan pembentukan poros baru dengan menggandeng sejumlah partai termasuk PAN dan PKS.

Syamsuddin Haris, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , berpendapat Partai Demokrat memiliki peran untuk menentukan pembentukan poros ketiga di Pemilu Presiden 2019.

“Kalau poros ketiga itu peluangnya adalah di kubu pak SBY atau partai demokrat,” ujarnya dalam diskusi bertajuk 'Pencalonan Pilpres 2019: Menantang Gagasan Anti Korupsi dan Demokrasi' di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Selasa (6/3).

Poros ketiga merujuk pada fenomena pertarungan calon presiden yang selama ini didominasi hanya oleh Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Keberadaan poros ketiga berarti akan memunculkan calon alternatif selain Jokowi dan Prabowo.

Dilansir dari Antara, Jumat (9/3), pengamat pemilihan umum (pemilu), Girindra Sandino, menyebut wacana Partai Demokrat untuk membentuk poros ketiga pada Pilpres 2019 mungkin bisa terjadi. Syaratnya, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkomitmen untuk membentuk poros itu.

“Saya kira poros ketiga yang digawangi Partai Demokrat merupakan hal yang wajar dalam kontestasi demokrasi kita. Walau sebagian kalangan menilai koalisi di luar kubu Jokowi (Joko Widodo) dan Prabowo sulit terwujud. Namun demikian, politik itu dinamis,” katanya, di Jakarta.

Dikatakan Wakil Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia ini, parpol-parpol yang ingin membangun poros ketiga pasti sudah membaca peta politik dan dinamika perilaku pemilih Indonesia, yaitu pemilih selalu merasa euforia terhadap hal-hal baru yang mengedepankan harapan baru.

“Ini sebuah alternatif, pemusnah kejenuhan politik. PKB dan PAN sudah menuju ke arah situ. Saya kira sudah betul arah politik PKB dan PAN membangun poros ketiga alternatif politik untuk rakyat,” ujarnya.

Belum lama ini, Muhammad Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer menyebut keberadaan poros koalisi ketiga dalam Pilpres 2019 justru akan menggerus elektabilitas Prabowo Subianto daripada Joko Widodo. Penilaian Qodari ini disampaikan pada diskusi media bertema “Peta Politik Indonesia: Kiprah ICMI dalam Tahun Politik 2018” di Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Dijelaskan Qodari, poros baru akan membelah suara dari para pemilih yang tidak ingin memilih calon petahana.

 “Antara Jokowi dan Prabowo kalau ada paslon ketiga yang akan lebih dirugikan Prabowo, bukan Jokowi. Katakanlah ada calon dari militer, Prabowo terganggu. Atau calon latar belakangnya dari Islam, terganggu juga,” kata Qodari.

Leave A Reply

Your email address will not be published.