Bernas.id ? PPM AMIK BSI Yogyakarta dan Forum Akademisi Indonesia (FAI) bekerjasama dengan Polda DIY adakan seminar IT bertajuk ?Kekuatan Media Sosial dalam Pemberantasan Korupsi dan Cegah Black Campaign Jelang Pemilu?. Peserta seminar IT ini ikuti dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, pegiat korupsi, anggota kepolisian, dan para akademisi, Hotel Grand Serela, Sleman, Yogyakarta, Rabu 25 April 2018.
Dalam pengantarnya, Ketua Umum FAI, Bapak Dr Indra J Uno, MBA menyebut cyber crime memiliki dampak negatif, bukan hanya secara finansial, tetapi sosial dan kultural. ?Kita lihat ini seringkali terjadi pada masa pilkada, pilpres, pilgub, dan pileg. Tahun lalu, saya memulai kampanye bersama adik saya, yang sekarang menjadi Wakil Gubernur Jakarta, kami merasakan peliknya dampak cyber crime terhadap pilkada, masyarakat umum, dan ekonomi pada khususnya,? tuturnya.
Diceritakan Dr Indra, kalau kita lihat, cyber crime senantiasa bermunculan di media sosial, missal berita-berita yang belum tentu kebenaranya benar adanya.? Kami terapkan di dalam hidup kami, pertama kali kalau kami menerima berita di media sosial, selalu yang kami tonjolkan, berprasangka baik. Prasangka baik ini menimbulkan langkah yang kedua, kami verifikasi, betul atau tidak,?jelasnya.
Dengan langkah yang demikian, lanjut Dr Indra, kami mudah memilih dan memilah, mana berita yang perlu ditindaklanjuti mana berita yang diabaikan. ?Dengan itu pula, kami terhindar pula dari tindakan-tindakan yang menggunakan biaya besar bagi kami dan tim. Kami himbau untuk para peserta di sini menganut hal yang sama. Kita lihat bahwa cyber crime ini punya dampak negatif terhadap ekonomi, terutama ekonomi bangsa, di mana banyak sekali penyimpangan-penyimpangan keuangan yang dapat dihasilkan dari cyber crime ini,? tukasnya.
Sementara itu, Ir Naba Aji Notoseputro, MKom, Dewan Pembina FAI menjelaskan terlebih dahulu bahwa FAI berisi anggota para akademisi kreatif Indonesia yang berusaha memberi solusi kepada bangsa ini berupa forum-forum ilmiah yang terakit dengan banyak hal dan permasalahan bangsa.
?Sekarang yang tren black campaign kaitannya dengan pilpres dan pilkada. Mudah-mudahan hari ini kita banyak mendapat konsep kelimuan. Tentang BSI, kami sebenarnya sudah menekan MOU dengan KPK, yaitu tentang pencegahan korupsi karena yang paling penting dan mendasar,? ucapnya.
Menurut Ir Naba Aji, korupsi itu sulit sekali diberantas dan butuh komitmen dari anak-anak bangsa yang harusnya jangan korupsi. ?Kami di BSI kalau ada mahasiswa yang mencontek hukumannya sangat berat. Mencontek menandakan ketidakjujuran. Korupsi berkaitan dengan ketidakjujuran. Malah kalau wisuda, kami selalu mengatakan kepada wisudawan kalau nanti Anda sudah lulus menjadi pejabat negara atau pengusaha kena tangkap korupsi, gelar saya cabut,? bebernya.
Ir Naba Aji berharap kolaborasi antara Polda DIY, forum akademisi, dan akademisi bisa terus berjalan. ?Mudah-mudahan perjuangan kita untuk memberantas salah satu penyakit masyarakat yang paling sulit kita berantas dari dulu, bisa kita cegah. Minimal kita punya harapan supaya negara ini kasus-kasus korupsinya berkurang,? katanya. (Jat)