Bernas.id – Sekitar 200-an wisudawan SMA Kolose De Britto melangkah memasuki area aula dalam rangka wisuda pelepasan dan pengumuman kelulusan, Kamis (3/5/2018). Setelah menjalani ujian pada bulan lalu, para siswa akhirnya akan segera melepas seragam abu-abunya.
SMA Kolose De Britto Yogyakarta memang dikenal sebagai salah satu sekolah yang unik, dimulai dari seluruh siswa yang adalah lelaki, sekolah dengan pakaian bebas, hingga para siswanya yang berambut gondrong.
Jika di tahun sebelumnya para siswa ini melakukan long march menuju Tugu Jogja sebagai ucapan syukur, kali ini para siswa merayakan kelulusan dengan cara yang berbeda. Para wisudawan kali ini menggunakan berbagai pakaian adat dan etnis.
Di tengah wisudawan yang sebagian besar menggunakan beskap, ada yang berbeda dan cukup mencolok perhatian, salah satunya pakaian adat papua dan dayak lengkap dengan atributnya. Mereka mengaku sengaja menyiapkan pakaian adat untuk digunakan saat wisuda kali ini karena ingin memperkenalkan pakaian adat khas wilayahnya.
Selain pakaian adat, Mikha, salah satu wisudawan dari jurusan bahasa memilih menggunakan cheongsam berwarna merah. “Begitu disuruh menggunakan pakaian etnis, aku langsung kepikir cheongsam sih,” Ujarnya.
Kecerian dan haru bercampur menjadi satu saat para wisudawan dipanggil naik ke podium untuk disematkan medali kelulusan. Tidak terasa tiga tahun waktu berdinamika bersama telah usai. Kegiatan pelepasan diakhiri dengan mengumandangkan Mars De Britto.
(Birgita Feva)