Dukung Ekspor Yogyakarta, Terminal Kargo Khusus Akan Dibangun di NYIA

YOGYAKARTA, Bernas.id – Hingga bulan September 2018, jumlah ekspor DIY ke berbagai negara mengalami peningkatan sebesar 11,06% dibandingkan dengan September 2017. Tahun ini, jumlah ekspor DIY mencapai USD 315,2 juta. Angka ini mengalami peningkatan dari periode yang sama tahun 2017 silam yaitu sebesar USD 283,89 juta.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, 90,56% ekspor DIY masih dilakukan lewat Semarang baik dengan pesawat terbang maupun kapal laut. Ada berbagai hal yang menjadi hambatan ekspor DIY sehingga harus melewati Semarang.
Budi Hanoto, Ketua Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BPMD) DIY, memaparkan berdasarkan survei yang pernah dilakukan, hambatan tersebut seperti tingkat kemudahan aksesibilitas untuk ekspor terkait tarif. Tak hanya itu, para pelaku usaha juga mengaku kekurangan fasilitas untuk mengikuti pameran kelas internasional.
“Nah mengeluhkan tentang kurs rupiah itu sangat kecil. Sehingga kami simpulkan untuk memproduksi ekspor yaitu infrastruktur. Pintu keluar dan masuk barang di Yogyakarta masih terbatas,” tuturnya di Inna Garuda Hotel Yogyakarta, Rabu (21/11/2018).
Ia sendiri merasa yakin, dengan adanya New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang besar dan melengkapi Bandara Adisutjipto, ekspor DIY akan lebih lancar dan mengalami peningkatan secara kuantitas. Bandara baru ini akan memangkas biaya ekspor sehingga lebih murah.
Jarak Yogyakarta-Semarang yang mencapai 113 kilometer dan berkelok membuat pengangkutan memakan waktu yang lama selama 5-7 jam dan memiliki biaya yang terbilang mahal di Jawa. Jika langsung dikirim dari Yogyakarta, maka akan ada pemangkasan biaya yang cukup besar.
“Kalau jaraknya diperpendek dan bisa dipercepat, maka efisiensi biaya bisa ditekan,” ujar Nur Ahmad Affandi, Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Tarumartani.
Kapasitas kargo di Bandara Adisutjipto yang terbatas, membuat bandara ini hanya mampu mengangkut 30-50 ton per harinya. Kuantitas kargo yang diangkut berkaitan dengan ukuran pesawat yang terbang dan mendarat di bandara tersebut. Hal ini diakui oleh Agus Pandu Purnama, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto.
Ia yakin bandara baru di Kulon Progo akan meningkatkan jumlah kargo karena kapasitas yang lebih besar. PT Angkasa Pura I direncanakan akan membangun terminal kargo khusus untuk memperlancar kegiatan pengiriman barang.
“Kami membangun cargo village di mana akan ada perusahaan ekspedisi, bea cukai ataupun administrasi lainnya. Konsepnya one stop service cargo akan kita terapkan untuk mendukung kelancaran pengiriman barang. Kapasitasnya berapa, nanti tergantung dari kemampuan DIY mengirimkan barang,”terangnya. (*)