Borobudur Writers and Cultural Festival 2018, Membaca Catatan Pelawat Asing ke Nusantara

Bernas.id – Acara tahunan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2018 kembali digelar 22-25 November 2018. Rangkaian acara di tahun ketujuh in digelar di Hotel Grand Inna Malioboro Yogyakarta dan kawasan Hotel Manohara Borobudur Magelang, Jawa Tengah.
Tahun ini BWCF mengusung tema ?Traveling & Diary, Membaca Ulang Catatan Harian Pelawat Asing ke Nusantara? menghadirkan pembicara dari kalangan sejarahwan maupun penulis, diantaranya Prof Taufik Abdulah, Dr Henri Chambert Loir, dan Ulil Absar Abdala yang akan membahas catatan harian para peziarah dan pengembara seperti I Tsing, Ibnu Batuta, Rabindranath Tagore, V.S Naipaul dan lain lain.
BWCF hari pertama ditandai dengan pidato kebudayaan seorang pakar Buddhisme, Dr Hudaya Kandahjaya dari Numata Centre for Buddhist Research America mengenai Bagan Perjalanan Spiritual Tiga Dimensi Borobudur. Acara itu berlangsung Kamis (22/11/2018) di Hotel Grand Inna (Garuda) Malioboro, Yogyakarta.
Sebelumnya di tempat yang sama mulai pukul 15.00 ada pameran buku dari 28 penerbit. Terdapat pidato pembukaan dari Prof Dr Mudji Sutrisno SJ, dan sambutan pembukaan dari Prof Dr Toeti Herati selaku penasihat BWCF.
“Sekarang yang bagi saya sangat menarik adalah [temanya] travelling dan diary,” ujar Toeti.
Ia berpendapat, semua negara harus menemukan identitas kulturalnya. BWCF ini menurutnya berusaha untuk semakin mengentalkan identitas kultural Indonesia.
“Saya yakin Borobudur festival dalam tujuh acaranya semakin mengentalkan identitas kultural ini,” katanya.
Acara dilanjutkan dengan peluncuran dan bedah buku yang menghadirkan penulis/pembahas:
Sesi 1 : Salim Lee (Ketenaran Nusantara di Mata Dunia; Kesaksian Karya Yi Jing di Abad ke-7). Dr Tan Sen (Cheng Ho Penyebar Islam dari China ke Nusantara), Prof Dr Joko Suryo (Indonesia di Mata India, Kala Tagore Melawat ke Nusantara, karya Iwan Nurdaya ? Djafar karya Romo A Heuken SJ). Dr S Margana (Suma Oriental karya Tome Pirez).
Sesi 2 : Halim HD (Gunung Kidulan karya ?Wonggunung?. Andi Muhammad Akhmar (Islamisasi Bugis), Azhari Ayuib (Novel Kura-kura Berjanggut), I Gusti Dibal Ranuh (Napak Tilas Perjalanan Dang Hyang Nirata di Bali). (den)