Berita Nasional Terpercaya

Kehendak Sejarah, Parpol Pendukung Prabowo Harus Jadi Oposisi

0

JAKARTA, BERNAS.ID – Pasca pertemuan antara dua kontestan Pilpres 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto beberapa waktu lalu yang kemudian dilanjutkan pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri adalah hal yang baik. Namun, elit politik harus menyadari bahwa rakyat membutuhkan mitra untuk mengawasi jalannya pemerintahan.

Oleh karena itu, seintensif apapun saat ini pertemuan antar elit partai yang berseteru pada Pilpres 2019, kekuatan oposisi yang digerakkan partai politik mutlak diperlukan untuk mengawasi jalannya pemerintahan kedepan.

Wakil Ketua Komite I DPD RI Fahira Idris yang membidangi persoalan politik, hukum, dan HAM mengungkapkan kekhawatirannya akan terjadinya penumpukan kekuatan dalam peta perpolitikan Indonesia lima tahun ke depan. Ini karena, partai-partai yang seharusnya bertugas menjadi oposisi karena gagal menghantarkan capres/cawapresnya ke Istana dikhawatirkan malah menjadi sekutu Presiden 2019-2024 terpilih baik di eksekutif maupun di legislatif.

?Pertemuan antar elit bagi saya baik saja, tetapi harus diingat pemerintahan ke depan harus ada penyeimbang berupa kekuatan oposisi yang digerakkan partai. Kekuasaan yang terlalu kuat. Tanpa kekuatan penyimbang cenderung akan mengeyampingkan rakyat. Jangan sampai hal ini terjadi,? kata Fahira Idris melalui rilis yang diterima Bernas.id, Selasa (30/7/2019).

Fahira berharap partai politik pendukung Prabowo-Sandi rela berkorban menjalankan fungsinya sebagai kekuatan penyeimbang. Jika melihat mayoritas kekuatan politik saat ini sudah berlabuh ke Presiden terpilih, maka jalan menjadi oposisi bagi partai pendukung Prabowo-Sandi bukan sekedar pilihan tetapi sudah menjadi kehendak sejarah.

?Jika ingin dikenal dan dikenang sebagai partai yang tangguh, konsisten menjalankan fungsi partai dalam sistem demokrasi, dan setia bersama rakyat, jadilah kekuatan penyeimbang. Jadi penyambung lidah rakyat jika nanti kekuasaan melanggar hak-hak mereka,? ujar senator dapil DKI Jakarta ini.

Sebagai informasi, pasca pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto di halte MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7). Beberapa hari kemudian, Rabu (24/7), Prabowo bertemu juga dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. (sbh)

Leave A Reply

Your email address will not be published.