Ini Tiga Catatan JCW Terkait Debat Pertama Pilkada Sleman 2020

SLEMAN, BERNAS.ID – Debat perdana Pilkada Sleman yang difasilitasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman, telah dilaksanakan pada hari Jumat (30/10/2020) malam lalu. Debat publik ini mengangkat isu atau tema utama, “Reformasi Birokrasi” di Kabupaten Sleman dengan menghadirkan tiga calon Bupati Sleman, yaitu Danang Wicaksono Sulistyo, Sri Muslimatun dan Kustini Sri Purnomo
Baharuddin Kamba, aktivis Jogja Corruption Watch (JCW) memberikan catatannya terkait debat pertama tersebut. Ada beberapa sorotan yang dapat menjadi referensi warga Sleman untuk memilih pemimpinnya pada 9 Desember 2020 nanti. “Pertama, suasana debat tidak berjalan alot, minim ide dan gagasan cenderung normatif. Pertanyaan yang dirumus oleh tim tampak standar dan begitu pun jawaban serta penyampaian visi misi serta gagasan program dari masing-masing calon Bupati Sleman yang cenderung standar tentang reformasi birokrasi di bidang pelayanan publik,” jelasnya, Minggu (1/11/2020).
Dalam catatan JCW, Kamba mendapati semua cabup Sleman memaparkan jawaban untuk mewujudkan reformasi birokrasi tata pemerintahan yang bersih, diperlukan adanya transparansi, akuntabilitas dan partisipasi publik. “Selanjutnya, dua cabup Sleman yakni Sri Muslimatun dan Kustini Sri Purnomo sama-sama memamerkan sejumlah penghargaan dan prestasi yang diraih oleh pemerintah Kabupaten Sleman selama lima tahun. Dua cabup Sleman ini juga sama menyampaikan terkait dengan aplikasi Lapor Sleman,” bebernya.
Catatan kedua terkait isu penanganan Covid-19 dan pelayanan publik, Kamba mencatat bahwa cabup Sleman Danang Wicaksono Sulistyo menyatakan kinerja ASN selama masa pandemi Covid -19 termasuk tenaga kesehatan dengan pelayanan publiknya harus tetap harus dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi penggunaan AC ataupun lift. “Sementara Cabup Sleman Kustini Sri Purnomo mengaku sudah mengunjungi seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Sleman,” katanya.
Terkait pelayanan inklusi, Kamba menyebut cabup Sleman Sri Muslimatun menjawab tentang pelayanan untuk difable yang mudah diakses, memfasilitasi prestasi bidang olahraga bagi anak difabel, dan perlu adanya payung hukum. “Pada sesi ketiga ini Sri Muslimatun sempat beberapa kali terlihat membaca catatan dan sempat salah ucap yakni warna negara sleman,” katanya.
Terkait dengan kewenangan desa, lanjut Kamba, Danang Wicaksono Sulityo mengatakan tentang kebutuhan personel SDM yang unggul, perlu ada pengembangan, pemberdayaan dan pelatihan bagi staf-staf di kelurahan dengan memperkuat kerjasama dengan lembaga pendidikan perguruan tinggi berjumlah 49 yang ada di Sleman. “Sementara dalam penggunaan anggaran Sleman pada tahun 2020 sebanyak Rp 2,99 triliun, Sri Muslimatun menawarkan sektor prioritas dengan memberikan bantuan dana ke masing-masing dusun sebesar Rp 100 juta setiap tahunnya. Membangun puskesmas tingkat dusun, bank sampah level dusun, dan membangun balai desa seni budaya di tingkat dusun,” bebernya.
“Di bidang birokrasi promosi jabatan, Kustini Sri Purnomo akan menerapkan reward and punishment, transparansi, bidang spesial golongan IV, III dan II serta ASN yang profesional sesuai kapasitas,” imbuhnya.
Untuk catatan yang ketiga, pada sesi kelima, Kamba menyebut untuk tanya jawab dari masing-masing Cabup Sleman lebih banyak mengulang apa yang sudah disampaikan sebelumnya, seperti soal transparansi, akuntabilitas, partisipasi birokrasi yang bersih dan kompeten, responsif, profesional, pelayanan berbasis teknologi, smart regency, SDM unggul untuk berinovasi, penanggulangan soal kemiskinan, dan pelayanan prima. “Satu kata kunci yang muncul selama debat publik berlangsung, pernyataan dari Cabup Sri Muslimatun tidak mentolelir praktek korupsi,” ucapnya.
“JCW berharap debat selanjutnya tim perumus yang ditunjuk oleh KPU Sleman lebih spesifik dan mendalam mengajukan pertanyaan, ide gagasan serta solusi yang ditawarkan dari masing-masing calon Bupati maupun wakil Bupati Sleman dalam lebih komperehensif dengan program-program yang ditawarkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat Sleman dalam memajukan Sleman Sembada ke depan yang antikorupsi,” tutupnya. (jat)