Bernas.id ? Perkembangan zaman sangat identik dengan kecanggihan teknologi. Tidak hanya dalam dunia komunikasi, dunia transportasi pun menunjukkan perubahan yang kentara. Inovasi-inovasi ditemukan, lantas direalisasikan. Belum lama Kemeterian BUMN menguji coba mobil listrik dari Jakarta ke Bali yang hanya memakan biaya Rp200.000,00 untuk biaya transportasi. Kementerian Perindustrian juga optimis terhadap produksi bus listrik di Indonesia.
Disampaikan Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian dalam acara Busworld Southeast Asia pada Selasa (2/2/2021) bahwa Indonesia telah siap menjadi produsen bus listrik dengan kapasitas 1200 unit per tahun.
Dikatakan juga ada tiga industri yang siap memproduksi bus listrik, diantaranya PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang diinisiasi oleh Moeldoko, PT Inka, dan PT Kendaraan Listrik Indonesia (KLI).
Bus merupakan alat transportasi yang dinilai mampu menggerakan ekonomi. Bukan hanya di sektor pariwisata, tetapi juga sektor dinas dan niaga. Taufieq juga mengatakan bahwa pertumbuhan bus dunia meningkat rata-rata 7% pertahun dan mampu menghasilkan 45 milliar USD.
Bus listrik dinilai lebih efektif dari segi perawatan dan juga biaya operasional. Perawatan seperti ganti oli setiap 10.000 kilometer atau 5.000 kilometer tidak perlu dilakukan. Selain itu suku cadang listrik lebih sederhana dibandingkan dengan suku cadang mesin pada umumnya. Namun, perlu pengawasan lebih detail terhadap seluruh komponen listrik seperti kabel dan baterai.
Minimnya biaya operasional pada kendaraan listrik, otomatis akan meningkatkan daya konsumtif masyarakat. Dengan begitu ekonomi nasional pun segera bangkit dan pulih.
Tidak hanya itu, penggunaan bus listrik dinilai sebagai kendaraan ramah lingkungan. Kendaraan tidak akan mengeluarkan suara keras, karena tidak ada knalpotnya. Dengan begitu tidak ada asap kendaraan, dan tidak akan membebaskan karbon pada udara bebas. (muu)