Penemuan Terbaru! Warga Semarang Temukan Arca Agastya, Berikut Sejarahnya

Bernas.id – Masyarakat digemparkan oleh temuan seorang warga yang menemukan batu arca saat sedang membangun rumah di Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Menurut Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Semarang menduga arca tersebut merupakan Arca Agastya.
“Warga Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan, Faisal, menemukan batu arca saat mencangkul tanahnya untuk dibangun rumah. Kami langsung meninjau arca temuan itu,” Ujar Ketua TACB Kabupaten Semarang, Tri Subekso, Kamis (4/2/2021).
Berdasarkan peninjauan awal yang dilakukan, diketahui bahwasanya arca temuan itu merupakan Arca Agastya. Arca tersebut berukuran tinggi 49 sentimeter, lebar 28 sentimeter, yang diduga merupakan bagian dari struktur bangunan candi.
“Yang diletakkan biasanya di bagian selatan bangunan candi,” Kata Tri
Beliau juga menjelaskan bahwa Agastya dalam kepercayaan Hindu merupakan resi atau pendeta tinggi yang menyebarkan Hindu di wilayah selatan India. Dalam laporan Belanda tahun 1870, lanjut Tri, di kawasan Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang memang terdapat beberapa temuan batuan yang menjadi bagian struktur candi.
Batuan yang ada dalam arca temuan itu merupakan jenis batu piroklastik. Ke depan, batuan arca yang ditemukan itu akan disimpan oleh warga setempat. Hal tersebut dikarenakan keinginan masyarakat desa itu sendiri.
Sejarah Arca Agastya
Agastya adalah seorang resi yang berasal dari India Selatan. Menurut sejarah juga berpengaruh dalam penyebaran Agama Hindu, Resi Agastya merupakan resi yang sangat terkenal atas jasa-jasanya. Menurut pustaka Purana dan Mahabharata, dia lahir di Kasi (Benares) sebagai seorang penganut Siwa yang taat.
Dengan apa yang telah beliau kerjakan dan dengan kebesaran dan kesucian Maha Resi Agastya, banyak yang menyebut dan layak disebut Batara Guru sebagai bentuk perwujudan Siwa di dunia yang mengajarkan dharma.
Di dalam sejarah penyebaran agama Hindu di Indonesia, Maha Resi Agastya disucikan namanya dalam prasasti-prasasti dan kesusastraaan-kesusastraan kuno. Yang terdahulu sekali menyebut nama beliau ialah Prasasti Dinoyo di Jawa Timur Tahun Saka 682 di mana seorang raja bernama Gajayana membuat pura suci yang sangat indah untuk Maha Resi Agastya dengan maksud untuk memohon kekuatan suci untuk mengatasi kekuatan yang gelap atau kekuatan hitam.
Tokoh Agastya atau Maha Resi Agastya pernah juga memegang peranan penting dalam penyebaran agama Hindu di Asia Tenggara, yaitu terutama Jawa, Indonesia. Hal ini dikuatkan berdasarkan dengan keberadaan Prasasti Dinoyo yang diperkirakan dibuat pada Tahun Saka 682. Isi di dalam prasasti menyebutkan mengenai pembangunan tempat tinggal untuk Resi Agastya. Adapun Prasasti lain juga mencatat mengenai keberadaan Agastya yakni Prasasti Porong.
Prasasti Porong berisi tentang beberapa nama lain yang disematkan pada Agastya. Namun bukan hanya itu nama petapa Resi Agastya tercatat juga di Candi Ratu Boko. (LSR)