Polda DIY Salurkan Bantuan untuk Santri Ponpes Pandanaran

SLEMAN, BERNAS.ID – Jajaran Polda DIY melakukan silaturahmi dan memberikan bantuan sembako serta alat kesehatan kepada santri Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Ngaglik, Sleman pada Jumat (5/2/2021). Mereka diterima langsung oleh pengasuh ponpes, KH. Mu'tasim Billah didampingi Gus Azka Sya'bana. Adapun bantuan alat protokol kesehatan yang diberikan berupa masker dan hand sanitizer.
Kanit C Subdit IV Dit Intelkam Polda DIY, Kompol Harijanto mengatakan, bahwa bantuan sembako dan alat protokol kesehatan ini diberikan dalam rangka ikut serta mendukung program pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kunjungannya ke Ponpes Sunan Pandanaran tersebut juga terkait dengan Program Prioritas Polri, yaitu dalam hal mencegah tersebarnya paham radikalisme, intoleransi dan terorisme.
“Selain ikut berpartisipasi memberikan bantuan alat kesehatan dan sembako, sebaliknya kami pun juga senantiasa meminta bantuan kepada para kiai, pengasuh pondok pesantren atau guru-guru agar selalu mengingatkan kepada para santri asuhannya untuk menghindari paham-paham yang berbau radikal, intoleransi dan terorisme,” jelasnya.
Sementara itu, mewakili Ponpes Sunan Pandanaran, Gus Azka Sya'bana, sangat mengapresiasi atas bantuan yang diberikan oleh Polda DIY.
“Kami mengucapkan terima kasih sekali kepada Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, yang senantiasa memberikan dukungan moral dan kali ini berupa bantuan sembako serta alat kesehatan yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi para santri,” ujarnya.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa untuk kegiatan di ponpesnya selama masa pandemi ini full internal.
“Selama masa pandemi tidak ada aktivitas keluar masuk. Hal ini kami terapkan untuk para guru dan orang luar, kecuali jika darurat misalnya untuk keperluan konsumsi atau bahan makanan pokok para santri, dan kebutuhan mendesak terkait kesehatan seperti dokter serta obat-obatan,” tambahnya.
Menurutnya, dampak yang sangat terasa bagi para santri adalah soal psikis, misalnya perasaan rindu ingin bertemu dengan orangtuanya dan rindu dengan aktivitas belajar seperti biasanya.
“Dari 4000-an santri semuanya sudah kembali. Potokol kesehatan dan program darurat Covid-19 sampai saat ini masih kami berlakukan,” pungkasnya. (nch)