Berita Nasional Terpercaya

Kekuatan Relawan di POSGAB Donoharjo Penyangga Siaga Merapi

0

SLEMAN, BERNAS.ID – Kantor Kalurahan Donoharjo yang berada di Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman pada awal tahun 2021, menjadi cukup marak, dengan keberadaan banyak relawan dari berbagai komunitas. Hal ini karena Donoharjo yang berjarak 15km dari puncak Gunung Merapi, masuk pada ring 3, sehingga fungsi sebagai pos peyangga, menjadi tepat. Terlebih, oleh BPBD  (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kalurahan Donoharjo dikukuhkan sebagai Desa Tanggap Bencana pada tahun 2014 silam. 

Tampak di sebagian area komplek Kantor Kalurahan Donoharjo,  para relawan bersiap dan siaga, mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
?Lebih dari 100 relawan berpartisipasi POSGAB Donoharjo,secara bergiliran piket selama 24 jam. Ini berkat partisipasi berbagai kekuatan dari DESTANA Donoharjo, Lowo Resque, Rajawali, RELADO dan FKPM. Ditunjuk juga sebagai koordinator POSGAB adalah saudara Bento. Ini juga nanti yang akan mengatur, ketika POSGAB ini menjadi transit bagi relawan dari wilayah lain. Sehingga relawan tidak serta merta langsung bisa masuk ke lokasi bencana Gunung Merapi,? jelas Agus Hardiyo Pancoro, Ketua DESTANA Donoharjo, Sabtu 13 Februari 2021.

Di tempat yang sama, Suwarji yang sering dikenal sebagai Pak We, Ketua FKPM, Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat, Donoharjo dengan tegas menjelaskan.
?FKPM yang beranggotakan lebih dari 70 personel, akan membantu masyarakat Donoharjo secara sukarela, baik itu untuk kepentingan siaga bencana, acara masal, mediasi permasalahan warga, lelayu juga termasuk untuk kesiapsiagaan Gunung Merapi seperti ini,? ujarnya.

Relawan yang terlibat di POSGAB Donoharjo, sebagian juga bekerja pada siang hari, sehingga pola pengaturan piket selama 24 jam menjadi sebuah tantangan tersendiri, agar partisipasi merata. Ketua RELADO, Relawan Donoharjo, Seno Aji menambahkan. 

?Memang para relawan Donoharjo sendiri sudah terbiasa membantu masyarakat, selain ada kesiapsiagaan Gunung Merapi. Misal saat ada  musibah banjir, angin topan,  pohon tumbang.? ujar Seno yang juga menjelaskan dengan data partisipasi keanggotaan RELADO sekitar 30 personel yang aktif. 

Saat ini, RELADO dalam berkomunikasi menggunakan frekuensi VHF di 141.640 Mhz, sebagai sarana komunikasi yang efektif 24 jam, juga dapat dipantau seluruh warga Donoharjo, selama memiliki perangkat radio komunikasi. Efektifitas menggunakan radio komunikasi ini terjaga, karena tidak membutuhkan kuota internet, dan tetap bisa berkomunikasi meski saat listrik dari PLN kondisi padam, dengan perangkat yang memiliki batere dengan ketahanan hingga 6 jam.

Relawan Donoharjo, juga memiliki partisipasi dari kaum hawa, salah satunya Suratmi yang dikenal di radio komunikasi bernama Bunda Imel, turut menambahkan. 
?Menjadi relawan wanita itu juga selain keinginan dari niat hati, juga karena rasa kepedulian, namun juga harus hati-hari karena kodrat wanitanya. Terutama agar tidak menjadi korban gosip, saat piket hingga malam hari,? jelas Suratmi.

Kesiapsiagaan relawan pada tahun 2021 dalam menghadapi Gunung Merapi, dirasa lebih matang dari bencana letusan tahun 2010, hal ini dipastikan kembali oleh  Agus Hardiyo Pancoro.
?Pada tahun ini, perangkat monitoring sudah cukup lengkap, termasuk yang visual, langsung dari pantauan puncak Gunung Merapi, ini sangat membantu, juga pola transit bagi relawan dari luar wilayah,? jelasnya. (Iswara JZ12FYS)

Leave A Reply

Your email address will not be published.